Honeylizious.com
– Nama desa ini sebenarnya beda tipis dengan sebuah umpatan kasar
yang berarti anak haram jadah. Yaitu 'ampang'. Biasanya orang di
Jawai akan menyebut anak yang lahir diluar pernikahan sebagai anak
ampang. Tanpa bermaksud menuliskan hal yang vulgar di sini. Tapi
memang nama Desa Pampang sangat dekat dengan kata umpatan tersebut.
Walaupun
semenjak tinggal di Pontianak tak pernah lagi saya mendengar orang
menyebut umpatan 'anak-ampang'. Dulu waktu kecil sering mendengar
anak-anak di sekolah menyebutkan umpatan tersebut. Jadi dibandingkan
mengumpat dengan kata 'anj*ng' atau 'b*bi', biasanya anak-anak yang
satu angkatan dengan saya menggunakan kata 'ampang'. Tentunya
diucapkan dengan nada tinggi sedikit menghardir.
Namun
Uwan saya di Bakau selalu mengingatkan untuk tidak mengumpat dengan
kata-kata kasar apalagi vulgar sampai berkaitan dengan kelamin. Dapat
dipastikan ancaman Uwan adalah 'kucabek kalak ye mulutnyeee'. Artinya
Uwan akan mencocol dengan cabai mulut cucunya yang mencarut atau
menggunakan kata-kata kasar.
Tapi
Pampang adalah desa yang sangat penting dulunya bagi Uwan dan Aki.
Sebab tengkulak kelapa kopra milik kakek tinggal di Desa Pampang.
Butuh 30 menit untuk ke sana dengan naik motor. Kalau sedang tak
punya uang Uwan akan mengambil uang dulu ke sana dan nanti akan
dibayar menggunakan kelapa kopra yang akan segera di panen.