Aku
perempuan. Sekali lagi aku ingin mengatakan padamu bahwa aku hanya
seorang perempuan. Aku butuh seseorang yang benar-benar memiliki
ikatan denganku. Aku tak bisa hanya menunggu sementara usia semakin
menjulang. Aku bukan lagi abege labil yang mengatakan bahwa cinta
adalah segalanya. Bukan berarti aku lantas tak mencintaimu dengan
semua keputusan yang aku buat.
Cinta
tak akan membiarkan kekasihnya menunggu dalam ketidakpastian.
“Kita
akan bertemu kan?”
Ingin
kutanyakan seperti itu padamu. Habis lebaran. Janjinya kita akan
bertemu ketika bulan Syawal tiba. Entah pertengahan entah penghujung.
Aku tak bisa memastikan. Sebab aku tak berniat memastikannya
denganmu. Banyak hal yang akhirnya membuat aku harus berpikir ulang
mengenai semua janji kita.
Jika
kita bertemu pada akhirnya lantas apa? Apakah kemudian kita akan
menikah lalu bahagia selamanya? Mengurus administrasi di negaraku
buka hal yang mudah jika memang kita akan menjadi sepasang suami
istri lintas negara. Belum lagi banyak hal yang rasanya berat untuk
aku tinggalkan di sini. Di sini aku hidup dan mengalami banyak hal.
Tak bisa kutinggalkan begitu saja. Aku tak ingin.
Bagaimana
jika itu demi kamu dan janji kita? Aku bingung.