Pontianak
kadang dilanda hujan. Kadang panas. Tak menentu. Sama seperti rasa
yang mengganggu pikiranku. Kamu sendiri yang mengatakan 'kita akan
bertemu'. Berkali-kali pula kamu menanyakan pertanyaan yang sama
padaku.
“Kita
akan bertemu kan?”
Aku
ingin sekali menjawab dengan bersemangat dan mengatakan 'tentu saja'.
Kemudian aku menelan semua semangat itu. Takut kamu lari karena
melihatku terlalu berharap dengan hubungan kita berdua. Hubungan yang
sejak awal aku tak paham ke mana arahnya.
“Iya,
kita akan bertemu.”
Apakah
jawabanku dingin? Membuatmu merasa bahwa aku sama sekali tak berharap
kita membuat janji untuk bertemu di titik batas itu suatu hari nanti.
Menemukanmu di seberang sana. Di negeri jiran yang belum pernah
kujejaki.
“Kita
akan bertemu kan?”
Kamu
menanyakan pertanyaan yang sama padaku beberapa hari kemudian.
“Iya,
kita akan bertemu.”
Aku
masih merapatkan semangatku. Aku takut berharap terus padamu.
Walaupun aku tahu aku tak bisa menghalangi hatiku sendiri untuk
mengharapkan pada hubungan yang lebih denganmu. Aku ingin menanyakan
tentang rasamu padaku. Atau setidaknya menyatakan perasaanku padamu
suatu saat nanti.