Honeylizious.com
– Akhirnya setelah bertahun-tahun hanya memperhatikan warung di
Jalan Gajahmada yang menjual Holland Pie, saya tertarik untuk singgah
dan mencicipi rasanya. Sebenarnya sih memang ini sama saja dengan
Apam Pulau Pinang yang ada di Jawai. Perbedaannya hanya pada ukuran
dan isian. Kalau di Jawai saya ingat betul dulu isinya hanya gula dan
kacang tanah.
Ukurannya
juga kecil. Paling suka Apam Pulau Pinang itu yang ada di Sentebang.
Di sebuah Warung Kopi Tauhid dekat komplek pemakamam di Sentebang
dekat pasar sayur. Harganya juga miring dulu. Sekarang saya lupa
berapa harganya. Sebab saya sendiri juga sudah lama sekali tak
membeli Apam Pulau Pinang di sana. Banyak orang yang menyebutnya Apam
Pinang saja di Pontianak. Bahkan tak sedikit yang menyebutnya sebagai
Martabak Manis.
Padahal
dalam pikiran saya martabak itu hanya untuk yang asin dan menggunakan
daging. Sedangkan yang manis akan disebut apam. Khususnya untuk
Martabak Manis lebih suka menyebutnya Apam Pulau Pinang. Entah
mengapa di Jawai penyebutannya seperti itu. Saya sendiri tak pernah
mencoba mencari tahu sejarah Apam Pulau Pinang. Barangkali memang
berasal dari sana. Dari Pulau Pinang. Hehehe...
Dulu
setiap ditanya oleh-oleh apa yang diinginkan kalau Aki atau Uwan
pergi tanpa membawa saya jawabannya pasti ingin dibawakan Apam Pulau
Pinang. Sebab di Bakau. Tempat saya dilahirkan di Jawai, tak ada
penjual Apam Pulau Pinang. Itu waktu saya kecil. Sekarang sudah ada
beberapa warung kopi yang tidak hanya menjual goreng pisang sebagai
jajanan teman minum kopi. Tapi juga menyediakan Apam Pulau Pinang.
Satu di antaranya warung kopi yang berhadapan dengan rumah Uwan.
Memang
sekarang berbeda sekali rasanya saat bisa makan Apam Pulau Pinang dan
membelinya kapan saja dengan waktu masih kecil dulu. Apam Pulau
Pinang yang jarang ditemukan menjadi jajanan yang istimewa dan selalu
dinantikan sebagai oleh-oleh karena tidak dibawa bepergian.