Honeylizious.com
– Ekspresi yang paling sering saya lihat dari Abah adalah tertawa.
Itu kalau dia sedang ngobrol dengan orang di sekitarnya. Kedua
ekspresi marahnya. Dia memang kalau marah, marahnya besar sekali.
Menakutkan buat saya yang jarang berada di rumah dan tak mengenalnya
lebih dekat. Tak pernah sekalipun kami berbicara banyak dan mengobrol
seperti orang tua dan anak lainnya.
Umak
orang yang lebih banyak ngobrol dengan saya. Tetapi Abahlah orang
yang percaya bahwa suatu hari nanti saya akan menjadi orang yang
rezekinya lancar. Anak yang tidak ranking kalau sekolah itu. Anak
yang sukanya menulis dari pagi sampai malam itu. Anak yang malas
mengerjakan pekerjaan di rumah itu. Dia selalu bilang pada Umak kalau
saya akan menjadi anak yang paling banyak rezekinya.
Saya
mendengar itu waktu kecil dulu dan percaya. Saya yakin apa yang Abah
katakan itu benar adanya. Hingga akhirnya sekarang saya membuktikan
apa yang dia ucapkan benar adanya. Barangkali itu semua karena saya
termotivasi dengan ucapannya. Membuat saya meyakini hal tersebut dari
kecil kemudian mengusahakannya.
Sekarang
saya melihat dia semakin tua. Menua di Jawai sana bersama Umak dan
dua adik saya.