Honeylizious.com
– Sebenarnya saya tidak begitu dekat dengan Abah. Termasuk Umak sih
sebenarnya. Tetapi dibandingkan Umak saya memang lebih jarang
berkomunikasi dengan Abah. Abah tak paham menggunakan teknologi jaman
sekarang. Dia bahkan tak punya ponsel sebab tak pernah belajar
menggunakannya dan ya harus diakui dia sedikit gagap teknologi. Jadi
kalau dia ingin menghubungi keluarga menggunakan ponsel dapat
dipastikan itu Umak yang memencetkan tombolnya dan Abah tinggal
tempel di telinganya saja.
Abah
orangnya ganteng. Keras. Tetapi suka bercanda. Dari semua anaknya
memang saya yang paling jarang menghabiskan banyak waktu di rumah
sebab saya tinggal di rumah Uwan dan Aki. Cucu yang paling lama
tinggal bersama nenek dan kakeknya sampai akhirnya saat SMA
memutuskan meninggalkan desa tempat lahirnya.
Abah
tak banyak bicara dengan saya. Pendengarannya memang terganggu. Hanya
sebelah telinganya yang masih berfungsi dengan baik. Jadinya dia
hanya berkomunikasi seperlunya. Apalagi Abah masih kelihatan sekali
bahasa banjarnya. Bahasa yang hingga hari ini belum saya kuasai
dengan baik. Di rumah memang Umak menggunakan bahasa Melayu Sambas
untuk berkomunikasi dengan kami.
Abah
terlihat sebagai abah yang saya kenal selama ini hingga akhirnya saya
melihat sisi lainnya pada saat saya menikah sebulan yang lalu.