Honeylizious.com
– Dungun Laut dulunya menjadi tempat yang setiap hari saya datangi.
Usia saya waktu itu 12 tahun. Saat saya pertama kali terdaftar di SMP
Negeri 1 Dungun Laut, Jawai. Kalimantan Barat. Walaupun sama-sama di
Kalimantan Barat. Jarak Pontianak ke Jawai tentunya ratusan kilo
meter. Belum lagi harus naik motor air untuk menyeberangi laut.
Dungun
Laut mengingatkan saya pada uang jajan 1.000 perak yang saya dapatkan
setiap hari. Waktu itu harga satu mangkuk nasi masih 500 perak. Jadi
saya bisa makan dua mangkuk nasi dengan mie kuning goreng di atasnya
dengan beberapa potong kacang panjang dan ikan teri goreng berserta
kacang tanah. Biasanya saya akan menambahkan kuah sop supaya lebih
nikmat. Kalau sudah berkuah seperti itu kami, saya dan teman-teman
satu kelas, akan memasukkan kecap dan cabai supaya kuahnya tidak
bening dan pedas.
Ah
saya rindu sekali dengan semangkuk nasi dengan mie kuning di atasnya
itu. Entah sekarang masih ada atau sudah tak ada lagi makanan
tersebut di kantin sekolah sana. Berharap saya bisa mampir ke sekolah
saya dan menikmati sajian makanan di sana. Mengenang kembali masa
lalu saya saat masih sekolah. Waktu itu saya bahkan belum datang
bulan. Payudara pun baru tumbuh sedikit.
Belum
menggunakan deodoran apalagi produk perawatan wajah. Tak tahu sama
sekali mengenai hal itu. Dungun Laut. SMP N1 Dungun Laut masih
berdiri di sana. Dengan pagar yang tertutup rapat. Berbeda dengan
dulu. Kami masih bebas berkeliaran di luar lingkungan sekolah dan
jajan di kantin seberang jalan. Sekarang semua kantin sudah masuk ke
dalam lingkungan sekolah. Mungkin untuk menghindari hal-hal yang tak
diinginkan terjadi pada siswanya.
Entah
siapa sekarang kepala sekolahnya. Ada yang tahu?