Honeylizious.com
– Sejak dulu saya memang lebih suka menulis cerita yang lebih
panjang. Lebih banyak konflik. Tentu saja dengan lebih banyak tokoh
di dalamnya. Rasanya menulis novel itu bebas. Namun beberapa hari
yang lalu, saat seorang dosen membaca cerpen 'Anak Dare Tue' yang
sukses Juara 1 Tulis Nusantara 2013, ternyata dia punya saran yang
berbeda mengenai apa yang harus saya tulis.
Terlepas
dari lomba yang akan saya ikuti awal tahun depan, lomba menulis
novel, beliau menyarankan saya menulis cerpen lebih banyak lagi.
Sebagai latihan katanya. Sebab menulis novel butuh lebih banyak
konflik yang membuat orang tidak bosan membacanya. Cerpen bisa
mengasah kemampuan menulis saya supaya lebih fokus untuk
menyelesaikan novel, itu masih pendapat beliau.
Padahal
selama ini saya selalu kesulitan untuk membuat satu konflik di dalam
cerpen dan membuatnya menjadi satu cerita yang 'menggigit'. Yup!
Cerpen lebih pendek dan sempit. Kita tak bisa 'bebas' bergerak di
dalamnya. Kalau memaksakan untuk menulis lebih panjang bisa-bisa kita
akan membuat novelet. Novel mini yang ukurannya lebih panjang dari
cerpen tetapi lebih pendek dari novel.
Dibandingkan
mengikuti sarannya dan melupakan keinginan saya, saya pilih keduanya
sekaligus. Ketika sedang ingin menulis cerpen saya akan menuliskan
cerpen. Kalau banyak waktu luang dan ada lomba memang lebih baik
menulis novel saja.