Honeylizious.com
– Rasanya seperti mimpi bisa mendengar suara Fahd di dalam rumah.
Sedang bermain PS sendirian. Melihat tubuh kurusnya yang tak tertutup
pakaian karena sering sekali dia merasa kepanasan. Paling hanya
mengenakan celana pendek di rumah. Melihat dia tertawa atau meminta
makan siang dengan lauk sarden.
Bagai
mimpi juga bisa menuliskan tentangnya kembali di blog ini setelah
hampir dua tahu tak bertemu dengannya. Terakhir saat dia 'direbut'
kakak sulung saya dan saya tidak diizinkan untuk bertemu lagi dengan
orang tua saya. Memang harga yang sangat mahal untuk membayar
ketenangan hidup dan aman dari gangguan kakak sulung seperti dia.
Tak
bisa pulang kampung. Tak bisa ketemu adik dan orang tua. Hanya
sendirian di Pontianak. Benar-benar bertahan hidup sendirian.
Alhamdulillah selama dua tahun itu saya berhasil melewatinya. Mampu
melangkah dengan kaki sendiri dan berdiri tegak tanpa bisa digoyahkan
oleh ancaman orang yang selama ini saya panggil kakak.
Ancaman
dan kekejaman yang saya terima sejak kecil sudah menjadi bagian
kehidupan yang rasanya entah kapan akan berakhir. Saat semuanya sudah
benar-benar berakhir dan saya memulai hidup saya baru, semuanya bagai
mimpi. Saya pikir saya tetap akan abadi menjadi adik yang disiksa
oleh kakaknya secara fisik dan jiwa. Saya kira tak akan ada yang bisa
menyelamatkan saya. Hingga akhirnya saya menyelamatkan diri saya
sendiri.