Jika
mengendarai kendaraan roda dua akan terasa sekali bagaimana tidak
nyamannya mengendarai sepeda motor di jalan wilayah timur saat panas.
Saat jalanan kering. Tapi bukan berarti pula saya lebih memilih hujan
dan jalanan yang menjadi basah. Sebab jalanan yang basah lain lagi
ceritanya. Jalanan akan menjadi penuh lumpur. Kalau sudah penuh
lumpur kuning dapat dipastikan jalanan akan menjadi lebih licin. Ban
kendaraan akan gampang sekali terpeleset. Beberapa kali saat
mengendarai kendaraan roda dua kami hampir saja jatuh dari sepeda
motor karena ada jalanan yang basah dan berlumpur.
Jalan
negara di wilayah timur Kalimantan Barat memang menjadi masalah yang
rumit jika tak segera ditanggulangi. Masyarakat yang akan menjadi
korbannya. Sampai kapan pemerintah akan membiarkan jalanan ini
menganga seperti yang sekarang ini. Penuh lumpur saat hujan tiba.
Menjadi penuh debu saat hari panas dan menyengat. Rasanya kalau
menunggu pemerintah yang melakukan perubahan akan lama sekali kita
baru bisa menikmati jalanan yang tak penuh bahaya.
Makanya
dengan adanya Gerakan Rp1.000 untuk Jalan Sanggau ini setidaknya bisa
menjadi sebuah solusi yang bisa diambil masyarakat untuk membuat
perubahan bagi kehidupan mereka sendiri. Menunggu dan berpangku
tangan sajakah yang akan kita lakukan saat korban berjatuhan satu
demi satu karena jalan raya wilayah timur Kalimantan Barat ini?
Selama berada di dalam bus tadi pagi yang ada di dalam kepala saya
hanyalah, jangan sampai bus terbalik dan kami tak dapat pulang. Sebab
itu juga akan menjadi masalah buat kendaraan yang akan melewati jalan
yang kami tumbangi.
Kalau
sudah macet berkilo-kilo meter tentunya akan banyak sekali orang yang
akan sangat resah dibuatnya. Jika kendaraan yang tadi kami tumpangi
mengalami musibah selain mogok dan berhenti beberapa kali tanpa
alasan yang kami pahami, sekarang saya tak bisa menuliskan betapa
membekasnya perjalanan yang saya lewati selama menuju Sintang dari
Pontianak dan sebaliknya. Rasanya dari banyak perjalanan yang pernah
saya jalani, inilah satu-satunya perjalanan yang membuat saya menulis
sepanjang lebar yang sekarang ini saya lakukan.
Saya
yang hanya lewat satu kali untuk ke Sintang dan satu kali lagi untuk
ke Pontianak saja sudah sedemikian panjang keluhannya. Dapatkah kita
membayangkan supir bus yang hampir setiap hari melewati jalan yang
sama. Jalan yang sama tetapi kerusakannya semakin lama semakin
berbeda. Semakin parah. Ditambah parah lagi oleh cuaca yang hujan
salah, kemarau juga salah.
Yuk
kita dukung Gerakan Rp1.000 untuk jalan Sanggau dan membuat perubahan
baru bagi kita dan sekitar kita.