Tak
adil rasanya kalau hanya mengeluhkan jalanan dan memperlihatkan foto
jalanan yang berlubang. Buat yang tak pernah mendatangi tempat ini
secara langsung barangkali ada rasa tak percaya bahwa di wilayah
timur Kalimantan Barat yang kaya dengan sumber daya alamnya yang
beragam, kebun kelapa sawit dan karet yang memenuhi tanahnya, masih
sangat mundur perkembangan jalannya.
Entah
apa yang dilakukan oleh pejabat pemerintah yang seharusnya bisa
melakukan sesuatu untuk mengubah jalanan wilayah timur Kalimantan
Barat menjadi lebih baik lagi. Jalanan ini sudah lama rusaknya.
Sebelum saya datang ke Sintang rusaknya memang sudah parah.
Masyarakat yang ingin keluar kota misalnya ke Pontianak tentu lebih
memilih naik pesawat dibandingkan jalan darat. Itu kalau punya uang
lebih. Sebab harga tiket pesawat dari Putussibau atau Sintang ke
Pontianak jauh lebih mahal dibandingkan harga tiket pesawat Pontianak
– Jakarta. Jangan tanya mengapa.
Sekarang
di postingan ini saya akan menunjukkan banyaknya korban yang sudah
dirugikan oleh kerusakan jalan wilayah timur Kalimantan Barat.
Kebanyakan memang truk bermuatan yang terbalik. Saya sendiri jadi
mikir, yang mengendarai truk kan supir, yang punya barang orang lain.
Kalau barangnya rusak atau tak bisa digunakan lagi karena truknya
amblas atau tumbang, siapa yang akan menggantinya? Negara? Sebab yang
menjadi asal muasal musibah tersebut adalah JALAN NEGARA yang hancur
lebur dan kalau sudah turun hujan bukan lagi hancur lebur melainkan
hancur lebur menjadi bubur.
Inilah
yang menyebabkan harga barang di wilayah timur Kalimantan Barat
harganya bisa berkali-kali lipat dibandingkan di Kota Pontianak. Itu
sebabnya banyak masyarakat wilayah timur Kalimantan Barat yang lebih
memilih berbelanja di negara tetangga. Selain lebih dekat harganya
juga jauh lebih murah dibandingkan produk dalam negeri. Kadang barang
dalam negeri juga sering kehabisan sebab sulit untuk didatangkan dari
Pontianak. Jadi kita tak bisa pula menyalahkan masyarakat wilayah
timur Kalimantan Barat yang banyak menggunakan produk Malaysia.
Korban-korban
dalam foto ini baru sebagian sebab tak setiap musibah bisa diabadikan
oleh orang di sekitarnya. Sampai kapan supir-supir ini harus
menderita saat mengantar barang ke wilayah timur Kalimantan Barat.
PS: sumber foto dari grup Gerakan Rp1.000 untuk Jalan Sanggau