Kalau
membaca beritanya di koran mengenai pembunuhan sebuah keluarga di
Jalan Badak Putih, Pemangkat Kalimantan Barat, kita akan menemukan
bahwa diduga kuat motifnya adalah perampokan. Memang sih tiga pelaku
merampok isi rumah tersebut setelah membunuh 5 orang penghuninya.
Namun kalau kita bayangkan, apabila kita yang menjadi pelaku, apakah
kita akan seterdesak itu untuk merampok sampai harus membunuh 5
orang, termasuk seorang anak kecil berusia 4 tahun.
Makanya
saya juga menghadirkan motif lain yang saya dengar dari sepupu saya.
Sebab pelaku kabarnya tinggal berdekatan dengan rumah keluarga yang
menjadi korban perampokan dan pembunuhan tersebut. Katanya nih,
sekali lagi kata sepupu saya yang dia dengar kabarnya dari temannya
tersebut bahwa keluarga yang menjadi korban sering menghina pelaku
yang memang memiliki kekurangan. Tuna wicara dan tuna rungu.
Barangkali
perampokan menjadi hal yang mereka lakukan berikutnya disebabkan
adanya kesempatan untuk merampok. Tapi bisa jadi memang sejak awal
mereka sudah merencanakan sebuah perampokan setelah menghabisi
penghuni rumah naas tersebut. Tapi jika memang motif awalnya adalah
karena dendam dihina oleh keluarga korban tentu saja ini menjadi
sebuah pelajaran yang sangat penting bagi diri kita sendiri. Bahwa
sekecil apa pun hinaan yang kita berikan pada orang lain, apalagi
jika orang tersebut rumahnya tak jauh dari rumah kita sendiri.
Bukankah tetangga adalah keluarga terdekat kita?
Apa
pun motifnya, kasus ini sedang terus berjalan dan akan didalami oleh
kepolisian.