Tadi
pagi ada berita mengenai Jalan 28 Oktober yang merupakan persimpangan
untuk menuju Kabupaten Sambas dilaporkan tergenang air yang cukup
dalam. Membuat banyak kendaraan susah melewatinya karena lubangnya
menjadi tak terlihat lagi. Pengendara bisa saja celaka jika melewati
jalan tersebut gara-gara masuk ke lubang yang menganga dan tertutup
oleh air yang berasal dari curah hujan tadi malam.
Pontianak
memang intensitas hujannya sedang tinggi minggu ini. Beberapa hari
terakhir hujan terus turun. Beberapa kali lumayan deras dan membuat
jalanan tergenang air karena banyak jalanan yang tak memiliki saluran
untuk membuang air hujan. Got-got yang dulunya ada di pinggiran jalan
sekarang sudah banyak yang tertutup karena pelebaran jalan dan
pembangunan. Menyebalkan sih memang. Daerah resapan air juga semakin
berkurang karena banyak orang memilih untuk menyemen halamannya.
Jadinya serba salah. Kalau sedang hujan deras bisa banjir atau
setidaknye tergenang air, selain ini juga disebabkan oleh drainase
banyak yang tersumbat sampah. Kalau panas terasa sekali gersang dan
tandusnya.
Bumi
cuma satu. Apabila ini berlangsung terus kita sendiri yang akan
menuai akibatnya. Kebanjiran hanya satu dari banyak masalah yang
harus kita hadapi bersama. Lebih menyebalkannya lagi orang yang sudah
menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarang juga
terkena imbasnya jika wilayah yang dia huni masih banyak masyarakat
yang membuat saluran pembuangan air tidak lancar karena dipenuhi oleh
sampah.
Jalanan
yang tergenang air hanya akibat kecil dari kelalaian kita di muka
bumi ini. Banjir lain cerita lagi. Tak pernah ada habisnya. Tak akan
ada yang berubah di muka bumi ini jika kita sendiri tak mau mengubah
sifat buruk kita.