Honeylizious.com
– Pada tahu dengan lupis kan? Makanan yang terbuat dari ketan yang
direbus, seperti lontong. Lalu dikasih kuah gula merah dan kelapa.
Dulunya saya hanya tahu bentuk lupis itu yang segitiga tapi ternyata
ibu mertua punya bentuk yang lebih mirip dengan lontong dan lemang.
Kalau sudah buatan Mak (ibu mertua maksudnya) dijamin sedap.
Memang
harus diajari ilmunya untuk memasak makanan dengan enak nih sama
mertua biar bisa sehebat dia di dapur. Setidaknya setengah ilmunya
bisa diserap sudah lumayan. Jauh berbeda dengan Umak yang selain
masih muda juga tak sesering Mak memasak di rumah. Apalagi kesibukan
Umak dengan Mak memang sangat berbeda. Mak selalu menghabiskan banyak
waktunya di dapur. Kalau Umak lebih banyak menghabiskan waktunya
untuk bekerja di luar rumah.
Apalagi
Umak memang lebih senang melakukan segala sesuatunya dengan lebih
praktis. Kalau bisa ambil jalan yang praktis ngapain dibikin ribet
bukan? Jadinya ya saya orangnya suka melakukan sesuatu sesimpel
mungkin. Jangan pake ribet dan membuat repot sendiri. Namun memang
sebenarnya memasak sedikit ribet ada hasilnya seperti Mak akan sangat
menyenangkan.
Lupisnya
enak sekali. Saya menghabiskan setengah batang lupis yang diberikan
Mak kemarin. Jadi teringat dengan lupis Cina yang berwarna kuning.
Saya lupa kapan mereka menyediakan lupis tersebut. Tapi rasanya
memang serupa. Tampilan warna lupis Cina yang kuning memang lebih
menggoda dibandingkan lupis yang biasanya saya temukan di rumah.
Lupis Melayu rata-rata berwarna hijau, kalau tidak putih. Bergantung
warna pembungkusnya.
Lupis
Cina bedanya tidak dimakan dengan kelapa dan gulanya lebih kental
dibandingkan lupis Melayu. Biasanya saat hari besar tertentu etnis
Tionghoa, saya akan menemukan banyak sekali lupis yang tergantung di
dapur mereka. Siapa saja boleh memakannya. Saya sering makan lupis
Cina di rumah tetangga saya semasa duduk di sekolah dasar dulu. Apa
ya sebutan lupis ini dalam bahasa Khek. Saya lupa.
Hehehehe...