Selama
ini memang saya berpikir bahwa high heels itu milik perempuan yang anggun dan
cantik. Sedangkan saya sendiri tak merasa menjadi satu di antara bagian
tersebut. Saya hanya perempuan biasa. Wajah biasa saja. Sehingga sejak dulu
hingga sekarang saya tak berusaha untuk memiliki high heels. Apalagi berusaha
mengenakannya untuk berjalan dengan anggunnya di atas dunia ini.
High heels
itu rasanya bukan sahabat saya. Malah bisa dikatakan musuh. Saya selalu takut
bahwa suatu hari nanti saya mengenakannya dan saya jatuh terjengkang. Kaki keseleo.
Paling buruk lagi sepatu tersebut menusuk wajah saya. High heels terlihat
begitu menakutkan. Dengan tumitnya yang runcing dan panjang.
Tetapi
sekarang di dalam kotak seserahan ada sepasang high heels yang sebenarnya tak
begitu tinggi ukurannya. Cukup mengancam saya yang lebih sering mengenakan
sepatu flat. Memang menyenangkan mengenakan sepatu yang tebal dan datar. Rasanya
kaki menjadi lebih aman. Berbeda dengan high heels. Tak bisa saya bayangkan
saya mengenakan high heels saat mengendarai kendaraan bermotor. Lalu saya
kepelecok. Bukankah itu akan sangat berbahaya bagi diri saya. Berbahaya buat
orang lain juga.
Waktu jatuh
dari motor beberapa minggu yang lalu pun sebenarnya saya sangat beruntung
mengenakan sepatu lukis yang tebal. Sehingga kaki saya tidak terluka dan
terlindungi dengan aman. Hanya bagian sepatu tersebut yang sedikit cacat. Dibandingkan
kaki saya yang sobek. Akan jauh lebih baik sepatunya yang sobek. Hanya lutut
yang kemudian binasa.
Tak terbayangkan
bagaimana jika saat itu saya mengenakan high heels. Kaki saya tak terlindungi
dengan sempurna. Lagi pula high heels menambah bahaya lain. Keseimbangan tubuh
menjadi berkurang. Bisa-bisa membahayakan sekali saat dikenakan sambil
berkendara.
Kamu punya
kisah apa dengan high heels yang rasanya lebih cocok dikenakan orang yang
mengendarai mobil dibandingkan sepeda motor seperti saya.