Honeylizious.com
– Tidak terlintas pula di dalam kepalanya untuk memiliki laptop
pribadi. Dia memikirkan sesuatu yang lebih terjangkau dengan
kemampuannya. Mesin tik adalah sesuatu yang tak mustahil. Demikian
pikiran anak kecil itu. Dia rasa dia akan mampu memilikinya setelah
menabung sekian lama. Padahal dia menabung di dalam tabungan manggis
tanah liat lebih sering mengorek isinya dibandingkan mengisinya
kembali.
Gadis
kecil itu tak pernah mengira beberapa belas tahun kemudian impian
mesin tiknya dibayarkan Allah dengan sebuah laptop dan printer. Sejak
itu dia mulai menulis secara digital. Soal blog dia belum punya.
Internet kala itu masih menjadi sesuatu yang mewah. Sosial media juga
belum booming. Smartphone juga belum menjadi kebutuhan banyak orang.
Semuanya masih barang mewah yang membuat semua orang akan berdecak
kagum saat melihat kita memilikinya.
Impian
gadis kecil itu sebenarnya tak muluk-muluk. Bahwa suatu hari karyanya
akan diterbitkan. Dimuat di majalah-majalah. Dia tak yakin dengan
dirinya sendiri tapi dia menginginkannya. Lalu latihan menulisnya dia
tingkatkan lagi setiap kali impian itu menyala di kepalanya. Gadis
itu masih sangat kecil. Tak tahu bagaimana dunia sana akan
memperlakukannya. Dia masih terlalu kecil untuk memahami seisi dunia
yang akan dia hadapi nanti.