Honeylizious.com
– Beranjak SMP dia mulai cerdas memanfaatkan barang-barang yang
sudah tak berguna lagi sebagai media menulisnya. Dia mengumpulkan
banyak sekali kertas lembar jawaban ulangan milik murid-murid Mak
Ciknya yang memang dibawa pulang ke rumah. Saat semua jawaban
tersebut sudah dinilai dia akan menjilidnya menjadi buku. Kalau soal
pena dia juga lebih senang menggunakan pensil. Selain lebih awet dan
tak akan macet, kertasnya juga menjadi tanpa coretan. Sebab dia
tinggal menghapus semua kesalahannya dengan karet penghapus lalu
menulis kembali.
Saat
duduk di bangku SMP dia juga mengenal beberapa orang yang sempat
menjadi sahabat terdekatnya. Mereka berbagi cerita bersama. Bahkan
gadis kecil ini menginspirasi teman-temannya yang juga punya hobi
yang sama. Mereka menulis lalu saling menukar buku cerita mereka.
Mengomentari tulisan masing-masing. Ada pula yang hanya menjadi
pembaca setia. Saat cerita selesai beberapa halaman mereka akan mulai
membacanya dan menunggu lanjutannya saat selesai membaca.
Karena
sibuk berlatih menulis, menghabiskan banyak sekali waktu luangnya
untuk membuat cerita baru, gadis kecil ini tak punya banyak waktu
untuk belajar. Beberapa kali angka merah tertulis di rapornya.
Walaupun nilainya selalu gemilang untuk mengarang di pelajaran Bahasa
Indonesia.