Inspirasi
bisa datang dari mana dan siapa saja.
Orang tua tentu bisa menjadi salah satu inspirator utama, namun bagi
saya hal itu lumrah saja. Lalu bagaimana
halnya dengan orang-orang yang pernah dekat dengan kita, meskipun sekarang
mungkin statusnya sudah bukan 'orang dekat' lagi?
Sekarang
mari simak apa saja kira-kira yang bisa menjadi inspirasi bagi seorang Badai
dari orang-orang yang pernah dekat dengannya.
Catatan: 'dekat' bagi saya tidak melulu artinya pacaran lho ya ;)
Sebut saja inisialnya A.
A
adalah orang yang sangat royal sekaligus tegas dalam masalah keuangan. Dalam artian, seberapapun dekat suatu
hubungan, sebaiknya memisahkan diri dari masalah hutang piutang. No, bukan berarti tak boleh tak ada
urusan keuangan di antara dua karib/sejoli, namun intinya, pisahkan hal ini
dalam dunia yang berbeda.
A
memberi saya contoh nyata karena sewaktu hubungan kami dekat, di antara kami
saat itu memang sedang ada keperluan masing-masing. A pernah meminjami saya sejumlah uang,
demikian juga sebaliknya. Semua tertera
hitam di atas putih.
Keuntungan
dari 'pemisahan masalah' ini adalah ketika terjadi pertengkaran di antara kami
karena masalah umum, tak ada satupun di antara kami yang mengungkit-ungkit soal
hutang piutang. Karena memang sudah beda
dunianya. Kalau kau bertengkar karena ia
gemar memakai rok mini bukan berarti kau harus mengungkit hutangnya yang tidak
mini.
Andai
saja tidak ada 'pemisahan masalah' seperti trik dari A tentu di antara kami
akan lebih mudah terpicu emosi olehnya daripada menikmati rezeki
bersama. Rezeki berupa hubungan
baik. Money is a sensitive case, dan jangan sampai urusan keuangan malah
merusak rezeki.
Dan
terbukti setelah hitungan tahun kami tak lagi 'bersama' namun hubungan kami
masih terjalin baik sampai sekarang.
A,
inspirator saya untuk tetap menjaga hubungan baik di luar masalah
keuangan. Salam super! ^^
Sebut saja inisialnya B.
B
adalah pemuja cinta. Ia begitu
mengagungkan saya (atau mungkin juga ia lakukan kepada semua orang yang pernah
mengisi hatinya). Saya adalah
mataharinya, saya adalah mimpi indahnya, saya adalah segalanya. Saya adalah patung David yang begitu sempurna
pahatannya sehingga harus dijaga dengan segenap jiwa raga.
Semula
saya hanya menyangka ia begitu mensyukuri hubungan kami sehingga saya pun
akhirnya tak berusaha menyangkal perlakuannya yang istimewa (meskipun terkadang
ada rasa sungkan). Terkadang ia malah
terlalu jauh 'menyanjung' saya sehingga timbul kesan bahwa saya adalah raja
yang tak bisa disentuh sementara ia cuma hamba sahaya.
Pada
akhirnya B terperangkap oleh sikapnya sendiri.
Ada
satu masa kala ia tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi. Beberapa hari tanpa kontak dan tak bisa
dihubungi. Orang tua B hingga menelepon
saya menanyakan kemana gerangan si anak karena sudah beberapa hari tak
berkabar. Saya sampai bingung dan tak
enak hati.
Pada
akhirnya muncul pesan pendek dari B.
Cuma bilang kalau ia baik-baik saja. Ketika saya tanya kemana saja
dirinya selama beberapa hari menghilang, tiba-tiba ia meradang:
Aku memang bukan malaikat yang suci dan tak
pernah berbuat salah!
Disusul
kalimat penuh emosi lainnya. Saya
terkejut mendapat jawaban di luar kebiasaan.
Kami berdebat untuk satu hal yang bagi saya masih samar, kenapa dan
kemana ia menghilang. Tapi saya tak
pernah mendapat jawaban, bahkan hingga kini. Namun saya tahu pasti bahwa ia
terjebak dalam mindset-nya sendiri, bahwa saya malaikat suci dan ia manusia
berdosa. Bahwa saya baginda raja dan ia
cuma budak belian. Sejak itu hubungan
kami pun retak.
B,
memang punya banyak sifat baik yang lain.
Tapi uniknya satu sikap buruknya malah menjadi pelajaran utama bagi
saya. B, inspirator saya untuk tidak
berlebih-lebihan.
Sebut saja inisialnya C.
C
adalah seorang yang resik dan higienis, dalam arti sangat memperhatikan
kebersihan dan kesehatan. Ia tidak anti
bermain kotor-kotoran seperti turun ke sawah atau main di sungai, asalkan mandi
sehat sesudahnya. Dan hal ini sama
sekali berbeda dengan artikel ringan yang pernah kami baca tentang pasangan
remaja yang hobi 'pick up the nose'
dari pasangan masing-masing. Bagi kami,
apalagi bagi C, hal itu tidak melambangkan kemesraan, tapi justru menjijikkan.
Suatu
ketika sepulang dari trip ke Sukabumi, saya terkena gejala flu parah, dimana
tiba-tiba hidung tersumbat hingga saya harus bernafas lewat mulut. Saya sudah kepayahan, tubuh demam dan
tergolek tanpa daya dengan mata terpejam.
Tanpa
diduga, C memberi saya pertolongan pertama.
Pucuk hidung saya terasa hangat oleh sentuhan lembut bibirnya. Ya, ia menghisap keluar lendir yang menyumbat
hidung saya dengan mulutnya.
Saya
langsung terperanjat.
Sama
sekali di luar dugaan. Nafas saya
kembali lancar, namun tanpa bisa ditahan, air mata saya tiba-tiba mengalir
begitu saja. Deras. Tanpa isak.
Tahukah sayang, kamu telah
menyentuh bagian hatiku yang paling dalam?
Segera
saya palingkan muka, dan mengusap air mata yang sudah terlanjur keluar. Ia tak berkata apa-apa, tapi ia tahu.
Kami
tak pernah membicarakan lagi tentang kejadian ini. Tapi masing-masing kami tahu.
C,
inspirator saya tentang cinta yang sederhana, that you would do anything for your beloved one.
Catatan:
Penulis
#SwapBlog kali ini adalah Badai, yang sehari-hari bisa ditemui di dua blognya:
Terima
kasih Hani sudah menjadi swap partner saya bulan ini!
^^