Banyak
pasti yang berharap saya akan mengunggah satu dua foto yang berkaitan
dengan pembunuhan sadis satu keluarga yang menewaskan 5 orang.
Tenang, saya tidak akan berbaik hati untuk melakukan itu. Sebab saya
yakin keberadaan foto itu hanya akan menambah panjang banyaknya foto
kasus pembunuhan yang secara vulgar diunggah ke media.
Masyarakat
Kalimantan Barat yang membaca beritanya di sebuah harian lokal yang
tak akan saya sebutkan namanya pasti sudah menemukan foto mayat yang
bergelimpangan pada berita tersebut. Bagaimana merahnya darah di
dalam gambar tersebut. Bahkan lebih jauh saya hanya bisa mengatakan
bahwa foto-foto di koran tersebut sama sekali tidak dikaburkan. Entah
di mana bagian penyensoran foto yang terbit begitu saja di koran
lokal.
Memang,
saya memahami bagaimana media berjuang untuk mendapatkan berita.
Sebab 'bad news' buat sebagian orang biasanya buat media itu adalah
'good news'. Penjualan koran mereka akan naik, yang tentu saja akan
meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Sebenarnya tak ada yang
salah dengan menawarkan berita untuk masyarakat luas. Itu bernilai
kebaikan. Mengabarkan hal-hal yang terjadi di dunia ini pada banyak
orang. Orang yang tak tahu menjadi tahu. Kemudian yang salah kaprah
adalah tak memerdulikan perasaan orang yang menjadi berita di koran
tersebut dan juga orang yang membaca berita.
Seberapa
banyak lagi gambar sadis yang ada di media massa yang akan terus
dihadirkan? Jangan sampai kebablasan hanya karena ingin paling cepat
memuat beritanya di koran. Masih ingat dengan bom buku yang
menyebabkan tangan seorang anggota kepolisian hancur? Karena saling
sikut dengan media elektronik lainnya, saat menghadirkan video
meledaknya tangan sang polisi, sama sekali tidak tersensor. Untungnya
saya sendiri tidak melihat beritanya sehingga tak perlu merasa mual
dengan darah yang muncrat karena meledaknya tangan manusia.
Jadi
saya tidak akan berbagi foto yang vulgar, bahkan khusus untuk kasus
ini saya tidak berniat untuk menampilkan foto apa pun. Apalagi sampai
menunjukkan foto yang memampangkan banyak darah dan korban yang
bergelimpangan.