Tobat
sekali menghadapi anak SMP yang seumuran Indri dalam jumlah banyak.
Sebab mereka semua sangat ribut jika dikumpulkan dalam satu ruangan.
Padahal tak seberapa banyak jumlah anak yang datang ke acara ulang tahun Indri tadi sore. Sebab memang dia hanya mengundang teman
sekelasnya.
Melihat
mereka yang saling jahil dan ribut sekali mengingatkan saya pada
masa-masa mengajar dulu. Bukan karena saya kangen dengan saat-saat
tersebut. Saya masih nyaman dengan situasi sekarang. Menulis di
kamar. Sendirian. Tak perlu duduk di meja guru dan menjelaskan
tentang pelajaran Bahasa Indonesia. Mengajar itu hanya untuk
orang-orang yang sabar menghadapi anak-anak yang ribut seperti tadi.
Ingatan
beberapa tahun yang lalu. Sekarang hanya menjadi kenangan. Kenangan
tentang anak-anak yang masih di bawah umur itu sudah mulai mengenal
lawan jenisnya dan menjalin hubungan yang mereka sebut pacaran. Duh
waktu SMP saja saya belum sebesar mereka. Anak-anak sekarang fisiknya
memang cepat sekali membesar. Salut dengan orang tua mereka yang bisa
memberikan nutrisi untuk mereka dan membuatnya tumbuh besar seperti
itu.
Saya
hanya bertahan sebentar di dalam keributan ala anak SMP mereka. Pada
akhirnya saya menyerah dan lebih baik membawakan piring nasi untuk
mereka.