Di
sosial media memang menemukan orang-orang yang sama sekali belum
pernah kita kenal sebelumnya adalah hal yang sangat lumrah. Beda
pulau, beda negara juga bukan hal yang mustahil. Dengan mudah kita
bisa berinteraksi dengan siapa saja. Bahkan saat kita baru saja
bangun tidur. Masih belum mencuci muka atau sarapan. Mengenakan baju
yang tadi malam kita pakai. Mata yang setengah mengantuk. Tak ada
yang mustahil. Semuanya begitu mudah seperti membuka kunci layar
smartphone 'layar-usap' milik kita.
Tetapi
seberapa banyak orang yang mau membuka diri untuk berkenalan dengan
orang lain. Membuka komunikasi antara dirinya dengan orang-orang
baru. Tak semua orang akan menyapa kita untuk berkenalan dengan diri
kita. Alangkah lebih baiknya kita yang lebih dulu membuka jalan itu
sehingga kita bisa mengenal mereka dan mempelajari banyak hal baru
yang bisa diajarkan pada kita. Begitu juga kita. Saling berbagi
antara satu dengan yang lainnya. Sayang kalau sosial media hanya
digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Menghujat orang
secara anonim misalnya.
Membuka
diri dan menerima hal-hal yang baru yang tentunya bermanfaat buat
kita tak akan pernah bisa kita tebak akan membawa apa pada kehidupan
kita. Meskipun banyak orang yang mengatakan hati-hati dengan orang
yang kita kenal di dunia maya. Tak semuanya bisa dipercaya.
Sebenarnya sama saja. Orang di dunia nyata juga demikian. Seorang
teman pernah mengatakan pada saya bahwa sebenarnya orang yang paling
berpotensi untuk menyakiti kita adalah orang yang dekat dengan kita.
Entah itu dekat secara nyata atau dekat secara emosional. Bukan hanya
kekasih ya. Keluarga atau sahabat juga bisa.
Tak
adalahnya terbuka untuk hal-hal yang baru di sekitar kita. Baik maya
ataupun nyata. Karena di balik itu semua ada yang sudah menunggu
kita.