Saat
era digital semakin menjadi gaya hidup dan kebutuhan kita sekarang semuanya
menjadi mungkin. Tak ada lagi impian yang tak bisa menjadi kenyataan. Misalnya ingin
keliling dunia tapi tak ada uangnya. Tak ada salahnya menggunakan Google Maps
untuk mampir ke tempat-tempat yang ingin kita datangi. Melihat seluk-beluk
tempat tersebut dengan baik dan membayangkan bahwa suatu hari nanti akan
benar-benar menginjakkan kaki di tempat tersebut.
Banyak
pula orang yang memiliki gaya fashion yang memikat dan dengan memanfaatkan
teknologi mereka bisa menjadi selebfashion di berbagai sosial media. Jadi untuk
menjadi penulis sebenarnya bukan hal yang mustahil. Sangat gampang malahan. Tinggal
menulis dan bisa langsung diterbitkan di blog. Siapa yang tak bisa melakukannya
dengan koneksi internet yang sudah berada dalam genggaman.
Menjadi
penulis bukan berarti pula kita harus punya banyak karya yang terbit secara
mayor di berbagai penerbit ternama. Sebab dengan memiliki karya berupa tulisan
kita sudah merupakan seorang penulis. Tinggal memamerkan semua tulisan di blog
atau microblog saja. Percayalah pada akhirnya akan ada yang membaca tulisan
kita dan membuat kita memiliki pembaca yang menikmati semua karya yang kita
pajang di blog.
Kalau memang
merasa bahwa penulis harus punya karya yang dibukukan tenang saja, sudah banyak
sekali penulis yang bisa menerbitkan karyanya di penerbitan indie. Tinggal masukan
saja naskah kita yang siap cetak dan langsung bisa dijual. Tanpa ada yang
namanya seleksi. Sebab tak semua orang bisa menulis sesuai dengan selera pasar.
Banyak pula orang yang bertahan dengan idealisme sendiri dan tidak mengejar
selera pasar untuk membuat sebuah karya.
Dengan
menerbitkannya secara indie kita yang akan menentukan semuanya. Tak ada yang
berhak mengedit atau mengacaukan tulisan kita. Bahkan kita sendiri bisa
memutuskan cover seperti apa yang ingin kita gunakan untuk buku tersebut. Termasuk
hal kecil seperti font apa yang akan digunakan untuk naskah tersebut nantinya. Masih
ada yang mengatakan sulit jadi penulis? Duh di era digital seperti ini tak ada
yang tak mungkin lagi. Semuanya hanya sejauh jangkauan jari tangan kita.
Internet
membuka pintu untuk mencapai impian kita dengan mudah. Menjangkau seluruh dunia
dengan koneksi internet saja. Beruntunglah kita yang lahir di era ini. Tak terbayangkan
jika kita lahir 100 tahun yang lalu. Jangankan untuk menikmati indahnya
mewujudkan impian, mau mengendarai kendaraan bermotor atau mobil seperti banyak
remaja sekarang saja rasanya bukan sesuatu yang memungkinkan.
Tak terbayangkan
lagi kemudahan yang akan terjadi 50-100 tahun mendatang. Apa yang akan dicapai
oleh anak cucu kita nanti. Bagaimana perkembangan teknologi untuk mereka yang
memiliki impian-impian besar.
Masih ragu
untuk mencapai impian yang sejak lama teman-teman bayangkan? Masih berpikir
bahwa segalanya tidak mungkin. Paling penting sebenarnya mewujudkan impian itu
menjadi nyata bukan hanya sekadar berpikir yang muluk-muluk mengenai bagaimana
bentuknya impian tersebut saat terwujud nantinya. Saat impian yang kita
inginkan terwujud rasanya sudah cukup. Begitu juga saat saya menyelesaikan
novel pertama saya dan menerbitkannya. Mau nantinya booming atau tidak bukan
masalah utama. Paling penting buku tersebut terbit dan bisa dilempar ke
pasaran.
Sekarang
semuanya berbuah manis. Impian yang terwujud satu demi satu membuat saya merasa
bahwa kita harus percaya sama diri kita sendiri dan serahkan pada Tuhan untuk
mengeluarkan kemurahan hati-Nya dan memberikan yang terbaik sesuai dengan yang
kita butuhkan di dunia ini.