Barangkali
ini akan menjadi tulisan terabsurd di antara ribuan tulisan yang
banyak membahas mengenai traveling dan kuliner yang ada di Kalimantan
Barat. Ini tidak akan membahas makanan apa pun atau tempat wisata
mana pun yang terdapat di Kota Pontianak, kota palign bersinar.
Saya
hanya mengingat beberapa tahun, sebenarnya belasan tahun yang lalu,
beberapa film layar lebar Indonesia yang kemudian ditayangkan di
televisi yang membuat saya sedikit heran dengan perubahan jaman
sekarang. Dulu waktu Meriam Belina masih sangat muda dan memulai
kariernya saya ingat dengan baik bagaimana kondisi ketiak aktris yang
terpampang wajahnya di layar kaca. Saat sedang mengenakan bikini atau
baju aerobik kita akan bebas melihat ketiak aktris tersebut yang
memperlihatkan betapa lebatnya bulu ketiak artis perempuan di dalam
film tersebut.
Mereka
dengan bangga memperlihatkan betapa lebatnya bulu ketek mereka. Tak
ada satu orang pun yang mencukur atau mencabut bulu ketiaknya.
Seakan-akan lebatnya bulu ketiak menjadi nilai jual lebih bagi
mereka. Apakah memang saat itu produser yang menginginkan mereka
memperlihatkan ketiaknya atau memang saat itu bulu ketiak lebat
sedang ngetrend? Entahlah saya sendiri tidak tahu karena memang
kebetulan saat itu saya sendiri ketiaknya masih belum tumbuh bulu.
Lalu
entah bagaimana ceritanya, bulu ketiak perempuan yang menjadi pemain
film ini menghilang. Tidak tahu kapan tepatnya tapi memang banyak
perempuan berlomba-lomba untuk menghilangkan bulu ketiaknya dengan
berbagai cara. Semakin bersih ketiaknya dari bulu semakin tinggi pula
tingkat kepercayaan dirinya. Saya juga rasanya waktu itu belum tumbuh
bulu ketiak. Semakin lama semakin banyak yang merasa malu apabila
ketahuan bulu ketiaknya lebat atau malas membersihkan ketiaknya.
Padahal kalau dipikir-pikir, dulu banyak yang dengan percaya diri
membuka ketiaknya di depan kamera dan dilihat seisi dunia.
Apakah
karena standar ukuran cantik untuk seorang perempuan mulai bergeser?
Jangan-jangan
dulunya memang perempuan dengan bulu ketiak yang paling lebat akan
dianggap perempuan yang paling cantik? Sekarang malah berbanding
terbalik. Kalau memang itu menjadi standar 'cantik' jaman dulu dan
sekarang sih. Sebab sekarang malah merasa cantik dengan ketek yang
bersih dari bulu. Apakah ini sebuah konspirasi yang melibatkan bulu
ketek?
Kalau
bertanya pada saya sendiri apakah perempuan harus beres bulu
ketiaknya baru bisa disebut sebagai perempuan yang memperhatikan diri
sendiri? Saya sendiri tidak terlalu pusing dengan bulu ketiak
walaupun saya tetap membersihkannya tapi bukan berarti saya membuat
ketek saya bebas sekali dari bulu sampai-sampai tak ada satu bulu pun
yang menempel di sana. Saya membersihkan sekadarnya. Cukup jangan ada
bau yang tidak enak di sana. Jadi bukan ketek yang benar-benar bebas
dari bulu seperti yang ada di dalam iklan pembersih bulu ketek
tersebut.
Saya
juga tak menggunakan busa khusus untuk ketiak supaya bulu saya bersih
hingga ke bagian yang terpendek dan membuat ketiak saya menjadi halus
dan bersih. Toh pada akhirnya bulu itu akan tumbuh lagi dan lagi.
Capek juga kalau terobsesi dengan ketiak yang bebas dari bulu.
Kecuali memang yang bulu ketiaknya tidak begitu lebat pasti tak
masalah membersihkan sehabis-habisnya.
Kamu
sendiri bagaimana ketiaknya? Apakah sudah bebas bulu atau masih tetap
mempertahankan sebuah hutan di sana? Hahaha... benar kan? Pada
akhirnya postingan ini menjadi postingan terabsurd sepanjang dua
tahun saya ngeblog di sini. Tetapi memang demikian adanya yang selalu
mengganggu pikiran saya. Ada yang mengganggu jika sekarang saya tak
menuliskannya.