Sesekali
memang dibutuhkan cara yang berbeda untuk menghilangkan kebosanan
berada di depan PC. Menatap layar datar yang dingin. Berbeda dengan
kertas dan pena yang rasanya lebih bersahabat pada jemari dan pikiran
kita. Tak ada istilah typo apalagi backspace. Kalau memang melakukan
kesalahan sebaiknya langsung coret saja dan lanjutkan menulisnya.
Jangan bermain dengan type-X. Ah sudah lama sekali tak memegang
type-X. Memang saya sendiri bukanlah orang yang terlalu rapi soal
menulis. Kalau salah untuk apa sibuk mencari type-X dan membuat waktu
sekian detik bahkan menit untuk memperbaiki tulisan tersebut karena
memang butuh waktu untuk mengeringkan setiap tetes cat putih tersebut
lalu menuliskan tulisan baru di atasnya yang kita anggap lebih benar.
Kali
ini saya ingin bermain dengan kertas. Menuliskan semua ide dengan
pena seperti dulu pernah saya lakukan bertahun-tahun sejak duduk di
sekolah dasar. Ada hal-hal yang saya tinggalkan semenjak digitalisasi
merasuk ke Indonesia. Budaya menulis dengan pena dan kertas semakin
jarang saya lakukan. Memang sih dengan meniadakan penggunaan kertas
menghemat sumber daya alam yang dibutuhkan untuk membuat buku tulis
tersebut. Tapi ya karena buku tersebut tergeletak di lantai, ada
baiknya saya gunakan untuk menulis.
Ngeblog
dulu di kertas dan pena. Nanti barulah memindahkannya ke blog setelah
selesai menuliskannya di sana. Sambil mengedit ide yang sudah
dituliskan dengan jemari. Tanpa mengetiknya langsung di blog. Cara
yang baru barangkali akan menyenangkan untuk dilakukan.
Bagaimana
denganmu?