Setiap
kali akan tidur saya selalu merasa takut. Karena akhir-akhir ini
selalu saja ada mimpi buruk yang mengganggu saya. Mimpinya selalu
sama. Ada orang yang membuat saya trauma sejak kecil itu di dalamnya.
Bagian yang lebih menyebalkan lagi adalah saya tetap saja takut
padanya meskipun sudah berada di dalam mimpi. Ada bagian dirinya yang
memang sangat menakutkan.
Saya
sangat takut kalau harus bertemu kembali dengannya sebab itu sama
saja saya akan membuat diri saya yang ingin segera menghabisi
nyawanya terbangun. Sisi kelam yang saya usahakan tetap berada di
dalam saja, tertidur lelap dan jangan pernah terbangun. Karena sisi
yang itu terlalu menakutkan untuk dibangunkan. Walaupun sebenarnya
kadang sisi tersebut mendesak saya untuk melakukan sesuatu yang
membuat saya terbebas dari trauma masa lalu dan membuat keluarga kami
menjadi lebih normal seperti keluarga lainnya.
Memang
setiap keluarga punya masalah. Tapi keluarga mana yang punya satu
anak sinting yang membuat saudara-saudaranya merana, iri dengki yang
menguasainya membuat kehidupannya sendiri menjadi tak pernah
maju-majunya. Dia selalu mundur dan mencoba menyakiti orang-orang
yang sebenarnya bagian dari dirinya. Masih berhubungan darah
dengannya. Banyak hal yang aneh di dunia ini tapi keirian dan
kedengkian yang meraja lela di hati orang ini adalah hal yang memang
sangat berlebihan. Apalagi jika perasaannya itu sampai menyengsarakan
orang lain.
Dua
puluh tujuh tahun bukan waktu yang singkat untuk terus bersabar
dengan keadaan. Akhirnya saya hanya bisa berusaha menghindar dan
membangun kehidupan baru meskipun sendirian. Sekarang saya bersyukur
karena akan ada seseorang yang akan menjadi pendamping hidup saya
yang akan ikut menemani kehidupan saya yang baru.
Di
dalam mimpi yang buruk itu saya melihat wajahnya yang berusaha
meneror saya dan matanya yang menyebalkan. Ingin sekali saya menusuk
matanya hingga pecah dan menggunting perutnya. Tapi itu semua hanya
saya bayangkan. Tidak ingin saya jadikan kenyataan sebab itu sangat
menakutkan untuk dilakukan. Namun kalau memang bisa, saya ingin
sekali Tuhan mengambil nyawanya saja. Sebab meresahkan banyak orang
yang sebenarnya mau menyayanginya. Bahkan tak peduli sudah sebanyak
apa dia menyakiti orang-orang tersebut.
Sayang
banyak kesempatan baik untuk memulai kehidupan yang baru itu tak
pernah berusaha dia genggam dengan sebenar-benarnya. Ada saja iri
dengki yang muncul dan membuat dia menjadi dirinya yang sejak dulu
menjahati setiap saudaranya. Bahkan dia tak ragu untuk melakukan apa
saja agar keiriannya bisa terpuaskan. Terbalaskan dengan jalan yang
menyakiti orang lain.
Malam
ini saya begadang dan berharap tidur lebih larut bisa membuat saya
tak mengalami mimpi buruk lagi. Entahlah... apakah saya akan
mengalaminya lagi atau tidak. Saya hanya bisa berdoa sebelum tidur
dan semoga malam ini saya tak memimpikan apa-apa.