Hari
ini, tepatnya tadi sore, seorang wartawan dari Pontianak Post datang
untuk mewawancari saya. Saya di sini akan diambil sisi 'blogger'
perempuan Kalimantan Barat. Berhubung memang tanggal 27 Oktober nanti
adalah Hari Blogger Nasional.
Bicara
soal Pontianak Post, sebenarnya 7 tahun yang lalu saya pernah
mendatangi kantornya dan memberikan karya saya di sana. Tetapi tidak
dimuat. Waktu itu saya mengirimkan sebuah cerpen. Berharap karya saya
akan diterima dan diterbitkan di koran tersebut. Tentu saja ingin
sekali banyak orang akan membaca tulisan yang saya tulis. Tapi
sayangnya tulisan saya tak ada kabarnya dan sama sekali tak dimuat
bertahun-tahun kemudian pun.
Ada
rasa kecewa. Rasanya saya tak cukup layak untuk menjadi penulis yang
tulisannya diterbitkan di koran sebesar itu.
Namun
hari ini, saat mereka yang mencari saya untuk mengangkat profil saya
sebagai seorang blogger, yang tentu saja seorang penulis, saya merasa
sebenarnya Tuhan sudah punya jadwal untuk memberikan apa yang saya
mau. Apa yang saya inginkan selama ini. Saya menginginkan sebuah
karya kecil yang dipajang di koran tersebut. Seperti milik teman
kuliah saya yang sekarang sudah kembali ke kampungnya. Beberapa kali
karyanya dimuat di sana dan mendapatkan honor yang lumayan untuk
penulis amatiran seperti kami. Apalagi masih mahasiswa. Tambahan uang
saku tentunya akan menjadi sebuah berkah tersendiri.
Sekarang
bukan karya yang saya harapkan akan menjadi pajangan di dalam koran
tersebut. Tetapi sebaliknya Tuhan memberikan buah yang lebih manis
lagi. Mereka akan memajang saya, seutuhnya di sana. Sebagai seorang
blogger. Orang yang menulis di dunia maya. Saat saya menuliskan ini
rasanya saya mendengar: “Nikmat mana lagi yang kamu dustakan?”
berulang kali. Terngiang-ngiang di telinga saya begitu saja.
Bahkan
yang lebih menyenangkan adalah selama proses wawancara tersebut, sang
wartawan mengatakan betapa dia merinding mendengar cerita ngeblog
saya dari awal hingga akhir. Padahal rasanya saya hanya bercerita
seperti biasa. Seperti saat saya menuliskan ini. Entahlah ada yang
merasa merinding atau tidak membaca tulisan di blog ini. Sejenak saya
merasa bahwa saya sudah memberikan inspirasi. Setidaknya pada
seseorang yang berbicara dengan saya tadi sore.