Masuk
angin dibandingkan sakit diare sebenarnya lebih menyiksa masuk angin.
Sebab masuk angin selain ada perasaan tidak nyaman di tubuh, di
perut, dan kepala, bawaannya ingin marah saja. Belum lagi
muntah-muntah karena ingin mendesak ingin keluar. Tetapi tetap saja
saya bisa terkena masuk angin yang ujung-ujungnya membuat saya merasa
sangat tidak nyaman seharian. Mau ngapain aja salah rasanya.
Belum
lagi mau makan tidak selera. Apalagi menulis. Tak ada yang bisa saya
lakukan kecuali tiduran sambil sesekali bangun untuk muntah. Sudah
minum banyak sekali obat. Beragam yang masuk ke perut. Untungnya
tidak sampai over dosis karena jenis obat yang diminum berbeda-beda.
Padahal masih banyak hal yang harus dilakukan. Seperti betangas yang
tidak cukup sekali. Harus sampai tiga kali dilakukan.
Dalam
keadaan masuk angin semua itu harus saya jalani. Banyak yang bilang
sih karena saya melanggar pantang, pas hampir magrib saya turun ke
tanah. Padahal saat dipelam, pengantin tidak boleh keluar lagi dari
rumah. Ya sudahlah, saya tidak akan meninggalkan rumah ini sama
sekali lagi. Bertahan di dalam supaya tetap sehat hingga hari akad
nikah akan dilangsungkan.
Sangat
tidak lucu jika saya harus bersanding dalam keadaan tidak fit bukan?
Selama 3 hari ini sepertinya saya harus mengatur jadwal makan dengan
benar. Jangan sampai masuk angin lagi dan buang air besar sebisa
mungkin setiap hari. Oh iya saya juga harus makan pisang supaya
pencernaan lancar dan tidak masuk angin lagi. Sebab dengan lancarnya
pencernaan akan membuat saya lebih lancar kentutnya.
Hahahaaha...
inilah postingan curhat seseorang yang masuk angin.