Masih
tulisan berlanjut dari tiga tulisan sebelumnya. Silakan klik tautan
ketiga tulisan tersebut di sini.
Sebuah
nomor CDMA yang saya hubungi diangkat oleh seorang pria yang ternyata
sama sekali tak tahu menahu soal permasalahan yang terjadi. Saat saya
mempertanyakan hari ini akan ada penyembelihan atau tidak, jawabannya
penyembelihan sudah selesai dan semuanya sudah diberikan pada yang
membutuhkan. Apa yang terjadi sebenarnya? Bagaimana dengan janji
'bahwa-kami-akan-menghubungi-ibu-kalau-hewan-kurbannya-akan-disembelih'?
Mendengar
hal tersebut jelas saya kecewa berat. Saya ingin sekali bisa melihat
langsung proses penyembelihan tersebut. Selama ini saya memang tidak
pernah berkurban sehingga saya tidak ada keinginan untuk menyaksikan
proses tersebut. Lagipula saya juga tidak berniat untuk mendapatkan
sedikit daging kurban untuk dibawa pulang. Toh saya tidak akan
memasaknya di rumah. Sebab saya tak punya peralatan masak. Saya yang
kecewa jadinya kesal karena mereka ternyata melupakan janji mereka
sendiri. Janji yang katanya mereka akan menghubungi saya.
Padahal
jujur saja, kalau kemarin mereka memberikan alamat dan waktu
penyembelihan saya juga tak bisa datang ke sana untuk memantau.
Tetapi yang paling penting adalah mereka memegang janji mereka
sendiri. Sebab saya juga telah menjanjikan dua kantong daging untuk
keluarga (calon) mertua saya. Satu untuk (calon) ibu mertua dan satu
lagi buat (calon) kakak ipar. Saya tidak suka melanggar janji saya
sendiri tanpa kabar yang jelas. Sebuah SMS yang bisa meredakan
kekecewaan yang sebenarnya tak perlu terjadi tak pernah mampir ke
ponsel saya.
Pertanyaan
berikutnya adalah bagaimana dengan daging bagian saya. Nilainya
memang tak seberapa. Tapi daging itulah yang telah saya janjikan
untuk keluarga (calon) suami saya. Saya tak suka melanggar janji saya
sendiri. Itu sesuatu yang sangat memalukan. Apalagi penyebabnya bukan
dari saya sendiri. Pihak Al Mumtaz mengatakan mereka hanya bisa
memberikan satu kantong daging sebagai bagian saya berbonus
permintaan maaf. Untuk semua petugas Al Mumtaz yang membaca ini saya
memang menerima maaf tersebut. Tapi bukan berarti saya tidak akan
menuliskan perihal masalah ini ke ranah publik. Publik harus tahu
sehingga tak akan ada kejadian seperti ini lagi.
Tulisan
ini dimaksudkan supaya lembaga-lembaga seperti ini tidak mengobral
janji kepada orang yang menyumbang yang pada akhirnya membuat
penyumbang menjadi sangat kecewa pada kenyataan yang terjadi pada
akhirnya.
Tulisan
ini masih akan berlanjut ke postingan berikutnya.