Amanah
adalah sesuatu yang mau tidak mau harus kita pegang dengan penuh
pertanggungjawaban sehingga orang lain tak akan ragu untuk
mengamanahkan sesuatu pada kita. Apalagi jika kita membuka sebuah
lembaga yang berlandaskan unsur amanah tersebut. Ketika kita
melanggar amanah yang kita buat sendiri tentunya ini akan membuat
orang lain menjadi ragu dengan keamanahan yang kita tawarkan.
Di
Indonesia sudah banyak orang yang membuktikan bagaimana mahalnya
nilai sebuah kepercayaan. Ketika kita bisa dipercaya semua rezeki
akan datang mengetuk pintu kita. Tak ada lagi pertimbangan harga yang
kita tawarkan dan juga kualitas yang kita berikan. Saat kita bisa
dipercaya, hal-hal lain bisa dikompromikan dengan kepala dingin.
Bahkan tidak hanya dalam hubungan bisnis, dalam hubungan pernikahan
menjaga kepercayaan adalah hal yang paling utama. Kita masih bisa
menerima apabila ternyata pasangan kita orangnya (maaf) suka kentut
sembarangan atau tidak bisa masak. Selama pasangan itu bisa kita
memegang kepercayaan kita dengan amanah tentu saja semua hal yang
sebenarnya menjadi kekurangan akan mudah sekali untuk kita
negosiasikan bersama.
Tapi
satu kali saja kepercayaan yang diberikan tidak dipegang dengan
pertanggungjawaban rasanya banyak orang yang akan enggan untuk
kembali mengambil risiko mengulang kesalahan yang sama. Bahwa
mempercayai orang yang tidak amanah tersebut adalah kesalahan besar
yang tak akan ingin ia lakukan lagi. Siapa yang mau jatuh ke lubang
yang sama sampai dua tiga kali? Saya sendiri cukup sekali.
Tulisan
ini hanya tulisan pembuka mengenai cerita panjang yang akan saya
bagikan untuk teman-teman mengenai pengalaman saya pertama kali
berkurban dan menyerahkan kepercayaan saya untuk mengurus hewan
kurban tersebut ke sebuah Lembaga Amil Zakat, Tabungan Peduli Umat,
Al Mumtaz. Lebih khususnya lagi ini menyangkut LAZ TPU Al Mumtaz yang
ada di Jl. Pak Benceng no. 12A Pontianak, Kalimantan Barat.
Sebelum
tulisan ini diterbitkan pihak Al Mumtaz sendiri memang sudah meminta
maaf, tetapi maaf tidak akan membuat mereka tetap bisa menjadi
lembaga yang sesuai dengan yang mereka gaungkan sebagai lembaga yang
care, trust, professional. Sebab pada kenyataannya mereka jauh
sekali dari sebuah lembaga yang menurut takaran saya sebagai lembaga
yang peduli, lembaga yang bisa dipercaya, dan lembaga yang
profesional. Semua tulisan ini merupakan anggapan pribadi saya
sebagai seseorang yang rasanya telah dirugikan .