Akhirnya
pertanyaan ini muncul juga. Lagi. Dan lagi. Entah sudah berapa kali
pertanyaan ini muncul di telinga saya. Sederhananya sih begini
menurut saya pribadi. Mau jadi PNS atau tidak, saya masih hidup dan
saya lebih senang tidak menjadi PNS. Banyak sekali alasan yang bisa
saya jabarkan untuk pilihan saya ini. Saya tidak suka mengenakan
seragam. Saya tidak suka terikat jam kerja yang panjang. Saya tidak
suka menghabiskan waktu terlalu lama di ruang kerja di luar rumah.
Tapi
kan PNS ada tabungan pensiunnya?
Saya
selalu yakin Tuhan tidak akan menutup rezeki untuk orang yang mau
berikhtiar untuk mencari rezekinya di dunia ini. Menjadi PNS atau
tidak, masih banyak yang bisa makan. Lalu masalah pensiun sebenarnya
saya pikir ini hanya soal menyiapkan masa tua masing-masing. Bukankah
pensiun itu sesuatu yang sudah diketahui banyak orang. Orang sudah
tahu suatu hari dia akan menua dan tak mampu bekerja lagi. Begitu
juga diri saya yang sekarang.
Tabungan
pensiun kan bisa disiapkan sejak sekarang? Saat masih muda? Saya
lebih suka berada di rumah. Menghabiskan waktu sebanyak mungkin buat
keluarga dan punya cara sendiri untuk menghasilkan uang. Memang
kerjaan saya tidak terlihat nyata oleh sebagian orang yang lahir
60-70 tahun lalu. Tapi saya pikir hasilnya sudah lebih dari cukup
untuk menunjukkan bahwa saya bisa mendapatkan penghasilan lebih dari
PNS yang tamatan S1.
Sebenarnya
saya bisa menjawab dengan singkat. Tetapi jawaban singkat seperti itu
akan sangat menyebalkan. Saya bisa saja mengatakan bahwa saya tidak
tes PNS. Titik. Tidak pakai koma sama sekali. Saya tidak suka
mengorbankan waktu saya sedemikian panjang untuk berangkat kerja
pagi-pagi dan pulang sore hari hanya untuk menerima sedikit uang dari
manusia, bukankah jauh, jauh sekali, sebelah sana jauh, jauh lebih
baik saya berada di rumah, tetap menghasilkan uang, bisa merawat
suami, bisa menyelesaikan pekerjaan rumah. Bisa berada di sisi
anak-anak saya setiap hari tanpa ada gangguan sama sekali? Tak ada
pekerjaan kantor yang membuat saya stress dan marah-marah di rumah?
Lagi
pula bukankah tugas menafkahi keluarga adalah tugas suami? Meskipun
begitu saya tetap akan menghasilkan uang dari semua usaha online saya
kok. Saya hanya butuh sebuah ruangan di dalam rumah, seperangkat alat
yang akan membawa saya berselancar di dunia maya, dan sebuah sepeda
motor untuk mengantar dagangan saya. Penghasilan saya dari satu jam
bekerja mengantar barang dagangan setelah membelinya di toko itu jauh
lebih besar dari guru mana pun.
Saya
bisa libur kapan pun saya mau. Bahkan saya bisa mengambil cuti untuk
bulan madu selama sebulan penuh. Saya sudah mengatakan saya ingin
hidup dengan cara saya dan tidak ingin menyesal mengambil keputusan
hanya karena pandangan orang lain. Pandangan bahwa PNS lebih menjamin
kehidupan. Apakah hidup hanya soal mengejar uang? Tidak perlu menjaga
hubungan dengan suami dan keluarga? Bukankah berada di rumah dan
melayani suami itu jauh, jauh lebih baik dan jauh lebih berkah dari
PNS mana pun? Bahkan bonusnya lagi saya bisa punya penghasilan jauh
dari PNS yang sesuai dengan pendidikan saya.
Untuk
apa saya mengorbankan banyak hal berharga dalam kehidupan saya hanya
demi uang yang tak seberapa? Hanya karena ada tabungan pensiunnya?
Hanya karena setiap bulan sudah pasti terima uang? Berapa banyak
waktu yang akan habis untuk itu semua. Bagi saya pengorbanan seorang
PNS tak sebanding dengan hasil yang didapatkan setiap bulannya.
Jadi
saya tidak akan tes PNS, saya hanya akan menikah dalam waktu dekat
ini dan menjadi istri siaga buat suami saya.