Jangan
tanya soal pernah tidaknya saya galau masalah yang satu ini. Saya
juga pernah menjadi orang yang paling galau sedunia dengan segala
macam drama dan kekesalan karena tak kunjung menemukan sang pujaan
hati untuk selamanya di dalam mahligai pernikahan. Jangan tanya
berapa kali saya menangis dan menanyakan pada Tuhan mengapa tak
kunjung pula Dia mempertemukan saya dengan jodoh yang sudah Dia
persiapkan sejak lama.
Ada
seorang teman. Tahun 2001 dia membuat seorang lelaki jatuh cinta.
Laki-laki itu mengejar-ngejarnya dan tentu saja menyatakan
perasaannya pada sang perempuan. Perempuan ini memang banyak sekali
yang suka. Banyak orang yang ingin menjadi kekasihnya. Dia sahabat
saya. Waktu itu dia masih terlalu muda untuk meramalkan masa depan
dan memikirkan soal pernikahan. Jadi tentu saja tolak ukur untuk
menerima seorang lelaki dalam hidupnya masih standar anak remaja yang
ingin dapat kekasih yang bisa dipamerkan keindahannya.
Lelaki
yang mencintainya ini pun ditolak. Karena kurang indah. Indah menurut
sahabat saya ini adalah si dia harus memiliki kulit yang putih.
Kebetulan memang sang lelaki kulitnya hitam. Bisa dikatakan lumayan
pekat. Namun sebenarnya menurut saya sendiri, dia lelaki yang cukup
manis dan menarik. Sayangnya tak membuat sahabat saya jatuh hati
padanya.
Seiring
berjalannya waktu, lelaki yang patah hati meneruskan hidupnya. Tetapi
tanpa kekasih. Dia sudah terlanjur cinta pada sang perempuan. Lalu
sang perempuan berganti-ganti kekasih beberapa kali hingga akhirnya
gagal lagi dalam percintaan. Dia dikecewakan oleh lelaki yang dia
cintai. Dia galau. Tetapi dia tetap meneruskan kehidupannya. Hingga
kuliahnya pun selesai.
Sang
lelaki yang dulu pernah ditolak cintanya juga menyelesaikan kuliahnya
di Pulau Jawa. Kembali ke kabupaten yang sama dengan sang perempuan.
Lalu mendekatinya kembali. Kali ini, sang perempuan sudah lebih
dewasa. Dia tak lagi memandang sang lelaki dari warna kulitnya. Dia
memikirkan masa depannya. Karena orang tuanya juga melihat
kemungkinan masa depan sang lelaki memang lebih cerah dari banyak
mantan anak perempuan sulungnya sebelumnya.
Sang
lelaki yang beberapa tahun yang lalu ditolak ini diterima dengan
hangat oleh kedua orang tuanya. Sang perempuan luluh hatinya. Lalu
menikah setahun yang lalu dan sekarang mereka sudah mendapatkan
seorang momongan yang lucu.
Begitu
pelik rahasia yang Tuhan persiapkan. Belasan tahun yang lalu. Lelaki
itu yang ternyata jodohnya pernah ditolak mentah-mentah cintanya oleh
sang perempuan. Tetapi memang demikian jalannya. Barangkali kalau
dulu sang perempuan menerima cintanya akan banyak sekali hal yang
membuat mereka memutuskan hubungan cinta di tengah jalan. Berbeda
dengan mereka yang menjalin hubungan di usia dewasa. Memikirkan masa
depan bersama. Tak sulit bagi mereka untuk melangsungkan pernikahan.
Karena semua aral telah dilalui sejak tahun 2001 lalu.
Jodoh
itu rahasia Tuhan. Tapi saya tak pernah menyesali drama yang pernah
terjadi. Patah hati yang saya rasakan. Air mata yang jatuh. Sebab
semuanya adalah proses bagi saya sendiri untuk menyadari bahwa jodoh
saya ini adalah orang yang patut saya syukuri kehadirannya. Dia yang
membuat saya luluh lantak jatuh cinta. Semua galau sirna dan saya
merasa dia pantas untuk ditunggu selama 27 tahun.
Dia
adalah rahasia yang sudah dipersiapkan dengan indahnya. Tuhan
membiarkan saya menjutekinya di awal. Tuhan membiarkan saya tak
peduli dengannya sejak pertama. Hingga akhirnya Tuhan buat saya jatuh
cinta padanya tanpa melihat latar belakangnya sama sekali. Menerima
lamarannya dan akan menjadi istrinya untuk selamanya. Selama masih
ada usia dikandung badan.