Akhirnya
betangas juga. Malam ini menjadi betangas yang pertama untuk calon
pengantin yang akan segera melangsungkan pernikahan tanggal 2
November nanti. Betangas itu sebenarnya istilah yang digunakan oleh
masyarakat Melayu Kalimantan Barat untuk kegiatan sauna yang memang
dikhususkan untuk calon pengantin. Berbeda dengan sauna modern yang
sering kita lihat di dalam film.
Kalau
sauna yang modern pastinya akan ada sebuah ruangan yang kedap suhu.
Lalu orang yang sudah membuka pakaian akan masuk ke dalam ruangan
tersebut dengan berbekalkan sebuah handuk. Kemudian ada alat pemanas
yang bisa disiram dengan air supaya ruangan dipenuhi oleh uap yang
panas. Orang yang berada di dalam akan mulai keluar keringatnya. Ada
juga yang sudah menggunakan alat pemanas otomatis yang tinggal
dinyalakan saat orang berada di dalam ruangan tersebut.
Sedangkan
kalau betangas sangat tradisional. Tumbuh-tumbuhan yang mengeluarkan
aroma harum dan termasuk rempah akan direbus sampai mendidih. Lalu
sang calon pengantin akan dilulur. Setelah itu masuk ke dalam tikar
pandan yang dibentuk membulat melingkari sang calon pengantin.
Kemudian di dalamnya juga dimasukkan periuk yang digunakan untuk
merebus rempah wangi tadi. Uap panasnya akan memenuhi ruangan yang
tertutup dengan tikar dan juga selimut tersebut. Orang yang di
dalamnya akan mengaduk isi periuk dan merasakan hawa panas di dalam
tikar tersebut. Dilakukan dua kali dalam sehari sampai tiba hari
pernikahan.
Tujuan
betangas sendiri adalah untuk membuang bau badan sang calon
pengantin. Supaya baju pengantin nantinya tidak akan bau dengan
keringat pengantin. Ini supaya mak penganten tidak mengomel
saat mendapati baju pengantin miliknya menjadi bau keringat
pengantin. Tetapi tujuan utamanya tentu saja untuk menyenangkan malam
pertama kedua mempelai setelah akad nikah dilangsungkan. Tentunya
semua orang ingin malam pertamanya sempurna. Suami istri yang baru
akan memulai kehidupan barunya dan tubuh yang lebih harum dan
terawat. Ini juga penting untuk kelangsungan sebuah pernikahan.
Betangas
mengajari mempelai perempuan tentang pentingnya menjaga tubuh untuk
suaminya supaya pernikahannya awet sampai tua nanti. Anehnya betangas
malam ini saya sedikit sekali mengeluarkan keringat. Padahal saya
sudah berusaha untuk lebih lama barada di dalam tikar pandan
tersebut. Barangkali karena malam ini hujan melanda Pontianak dan
dingin sekali di luar sana.
Saya
ingat sekali waktu saya betangas saat masih kecil dulu. Keringat saya
banyak sekali yang keluar. Dulunya memang hanya ingin membuat bau
badan lebih harum. Sayangnya dulu terlalu sering betangas menggunakan
air rebusan daun pandan yang membuat tubuh saya malah baunya mirip
dengan bau musang yang aroma tubuhnya mirip dengan bau pandan.
Kali
ini saya merasakan aroma tubuh saya penuh dengan rempah dan
wewangian. Bagaimana teman-teman? Sudah pernah betangas sebelumnya?