Setelah Tusiman menyelesaikan skripsinya yang sumbernya dari
novel Memamah Jantungmu sekarang giliran sebuah tesis yang digarap sahabat saya
yang kuliah di Solo yang juga membahas tentang novel perdana saya yang terbit
dua tahun yang lalu. Memamah Jantungmu. Novel tentang sebuah penemuan vaksin
HIV/AIDS yang menyebabkan banyaknya perebutan yang mengakibatkan banyak
kematian.
Genre yang saya pilih memang tak semudah menemukan pasar novel
cinta atau novel komedi. Tapi saya yakin setiap novel punya penggemarnya
masing-masing. Hingga akhirnya novel tersebut sempat mendapatkan Borneo Award, Men
of The Year untuk kategori fiksi. Saya tak pernah menyangka akan ada yang
memberikan penghargaan untuk novel perdana saya. Waktu itu saya mulai yakin
untuk mencetaknya ulang dan mengganti covernya karena status novel tersebut
sudah berubah.
Cetakan ke-10 yang memang saya lakukan di Pontianak dengan
bantuan sebuah percetakan lokal akhirnya edisi terakhirnya benar-benar habis dan
menjadi kebanggaan tersendiri saat yang membeli novel tersebut adalah seorang
dosen sastra di Solo sana. Ada yang menganggap novel itu istimewa. Seperti saya
yang selama ini percaya bahwa novel itu memang berbeda dari banyak novel yang
pernah saya tulis sebelumnya.
Ketika keputusan untuk menerbitkannya secara indie datang saya
mempertaruhkan semua uang saya untuk mencetaknya dan menjualnya sendiri. Memonopoli
pasar buku tersebut sendiri dan mengizinkan banyak orang untuk memesan
kenang-kenangan dari saya saat membeli novel tersebut. Ada yang meminta tanda tangan,
cap bibir, dan bahkan parfum yang saya gunakan. Mau tidak mau saya memenuhi
semua permintaan tersebut dan membuat semua pembeli saya merasa puas karena
mendapatkan ‘stempel’ khusus di halaman paling depan buku tersebut.
Rekaman suara yang saya buat ini adalah untuk data pendukung
tesis teman saya yang akan segera menyelesaikan pendidikan S2-nya di Solo. Semoga
tesisnya mendapatkan nilai terbaik dan membuatnya lulus dengan membanggakan.