Sambil
mencari ide menulis dari postingan lama saya kemudian menemukan banyak sekali
tulisan lama yang isinya tentang saya yang sedang marah-marah. Ternyata saya
sedemikian galaknya dulu di dunia online. Saya berani sekali menuliskan tentang
kemarahan saya dan membagikannya begitu saja di blog.
Saya
rasa waktu itu karena saya beranggapan tak ada yang membaca blog saya, tak ada
yang kenal siapa saya, tak ada yang peduli dengan tulisan saya, dan saya sama
sekali tak tahu apa yang harus saya lakukan di blog saya selain curhat? Maklum waktu
itu masih banyak sekali yang harus dipelajari dan saya belum menemukan jalan
yang tepat saat ngeblog. Tak tahu dengan pasti apa yang sebaiknya dilakukan.
Hingga
akhirnya blog honeylizious.com ini hadir dan menyadarkan saya tentang esensi
berbagi. Memang tak ada salahnya menceritakan tentang perasaan kita. Tetapi sekarang
setiap menuliskan hal baik maupun buruk di blog saya berusaha untuk mencari
celah pembelajaran di dalamnya. Ada hal-hal yang memang harus kita cerna dengan
lebih dalam lagi. Jangan menggunakan emosi. Kalau saya sedang marah biasanya
saya lebih suka menuliskannya di twitter dan menutup dashboard blog.
Walaupun
tetap saja menuliskan tentang kemarahan di media sosial bukan sesuatu yang
benar tapi setiap orang berhak untuk menumpahkan pikirannya di sosial media. Tak
suka? Tinggalkan saja! Simpel bukan?
Membaca
tulisan lama yang sedang marah-marah saya jadi malu sendiri. Sedemikian hebatkah
kemarahan saya waktu itu? Sedemikian pentingkah untuk dibahas di blog? Barangkali
saya bisa mengatakan bahwa itu diri saya yang labil dan sekarang sudah cukup
dewasa untuk menahan amarah dengan diam saja. Menyimpannya sendirian atau
menarik napas panjang saja supaya lebih bersabar.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).