Sabtu kemarin, sebelum tiba di Singkawang saya akhirnya
meng-offline-kan ponsel saya. Jangankan sinyal internet, sinyal telpon buat SMS
saja tidak ada. Sengaja saya ingin mengetes diri saya sendiri untuk puasa
online selama 24 jam. Ponsel tersebut hanya saya gunakan untuk mengambil gambar
dan video. Sesekali digunakan untuk memutarkan lagu favorit sepanjang
perjalanan.
Sekarang saya sudah kembali ke Pontianak dan sadar bahwa puasa
online bisa dilakukan dan membuat saya lebih banyak menikmati dunia nyata. Itu dengan
catatan saya sedang liburan dan sudah benar-benar yakin tak ada orang yang akan
menghubungi saya untuk keperluan mendesak. Sedangkan untuk nomor ketiga yang
memang jarang saya publikasikan di internet masih menyala. Sehingga orang yang
tahu nomor tersebut tetap bisa mengirim SMS atau menelpon.
Ini puasa online terpanjang yang pernah saya lakukan. Biasa saya
hanya mematikan ponsel untuk 4-5 jam dalam satu hari selama saya belum tidur. Sedangkan
saat tidur biasanya hanya mati suara notifikasinya. Sedangkan jaringan internetnya
kadang masih menyala. Hari ini saya pikir saya akan mencoba untuk mematikan dua
ponsel sebelum tidur.
Ingin menikmati dunia nyata lebih banyak dan lebih banyak
istirahat pula. Lebih dari 24 jam kemarin saya tak menyentuh twitter dan tidak
buruk-buruk amat juga. Terlalu kecanduan sama dunia online sebenarnya cukup
mengganggu untuk orang yang memiliki banyak orang yang harus berinteraksi
dengannya di dunia nyata.
Saya sendiri yang hanya memiliki beberapa teman dekat saja
kadang suka mencoba untuk melepaskan ketergantungan tersebut dengan mematikan
ponsel pada jam-jam tertentu. Setidaknya ini juga bermanfaat bagi ponsel kita
sendiri. Dia juga butuh istirahat bukan?