Baru
saya tahu betapa ribetnya persiapan untuk menikah. Berkas yang harus
dipersiapkan. Acara resepsi dan segala macam. Walaupun sebenarnya kalau ditanya
saya ingin pernikahan seperti apa? Selama ini saya hanya ingin makan-makannya
di panti asuhan jauh dari kemewahan dan buang-buang uang. Bahkan kalau memang
ingin lebih simpel lagi, menikah di KUA lalu pulang. Untuk apa lelah dengan
beragam acara yang menghabiskan banyak uang.
Memang
tradisi resepsi tak dapat terhindarkan dari negeri ini. Akan dianggap aneh oleh
orang lain kalau menjalani pernikahan seperti yang selama ini saya pikirkan. Beragam
omongan tak enak di belakang akan bermunculan walaupun saya sendiri tak peduli
orang mau bicara apa. Toh saya yang menikah. Saya yang menjalaninya. Saya yang
kemudian harus kehabisan uang karena biaya resepsinya bukan? Saya juga yang
akan ribet dengan segala berkas yang harus dipersiapkan.
Orang
tahu apa dengan kehidupan kita?
Tapi
lagi-lagi menikah akan terbentur dengan keinginan dua keluarga. Menikah bukan hanya
soal dua kepala. Melainkan dua keluarga yang akan dipersatukan dalam satu ikatan
sebuah pernikahan dari dua anak manusia.