Cinta
itu sederhana kalau kita tahu rahasianya. Cinta menyimpan begitu banyak rahasia
sendirian. Banyak hal yang tak terungkap di sana. Itu yang membuat kita gampang
galau, sedih, atau bahagia karena cinta. Kita, manusia, memang suka berharap
pada satu hal yang semu. Sesuatu yang tak pasti. Sesuatu yang tak terselami
dengan kata-kata apa pun. Sulit menggambarkannya. Bahkan penyair mana pun tak
akan mampu memberikan kata-kata yang bisa mewakili semua ekspresi dari semua
pencinta. Karena setiap orang punya caranya masing-masing dalam mencinta.
Mengapa
saya bercerita tentang cinta?
Entahlah,
bisa jadi karena saya sedemikian cintanya dengan blog ini dan rasanya harus
menuliskan semua postingan sesuai dengan urutan bulan.
Balik
lagi soal cinta. Siapa yang tak pernah jatuh cinta di dunia ini? Setiap hari
kita jatuh cinta. Bukan hanya pada manusia lawan jenis kita. cinta itu banyak
sekali bentuknya. Cinta antarsesama. Cinta kepada orang tua. Cinta pada diri
sendiri. Cinta pada Tuhan. Cinta pada alam sekitar. Silakan yang ingin
menambahkan bentuk cinta lainnya.
Seseorang
mengajarkan kepada saya tentang cinta yang dia pahami dari sudut pandangnya
sendiri. Dia bilang cinta yang tulus mengajarkannya tentang arti kesabaran dan
cinta yang telah hilang mengajarkannya tentang arti kesabaran. Jadi cinta, mau
kecewa ataupun bahagia, yang salah bukan cintanya, bukan rasa itu. Karena cinta
soal kamu menerima apa yang dia bawa atau tidak. Tidak ada pisau yang ingin
menghabisi nyawa orang. Sebab kembali lagi pada penggunanya. Kalau yang ingin
menggunakannya ingin membunuh orang lain, ya pisau tersebut akan diingat
sebagai pisau dalam kasus pembunuhan.
Memilih
cinta yang berada pada diri orang lain. Terutamanya lawan jenis memang bisa
membuat kita kecewa dan terluka. Mengapa cinta yang paling sering dibahas
adalah cinta yang ini? Saya pikir alasannya karena cinta yang satu ini adalah
jenis cinta yang melibatkan erotisme. Melibatkan hubungan dua tubuh dalam
naluri kewanitaan dan kelakiannya. Ah sulit sekali menuliskannya. Ya! Saya ingin
mengetikkan kata ‘seks’ di dalam postingan ini.
Berbeda
dengan cinta lainnya yang tak membutuhkan ‘seks’, cinta antarlawan jenis yang
membutuhkan ‘seks’ juga membutuhkan ikatan pernikahan meskipun ada yang
melegalkan ‘seks’ di luar pernikahannya. Kalau sudah ada azas memberi dan
menerima dari dua individu tentunya akan ada yang dikecewakan jika apa yang dia
mau tak lagi dia dapatkan dari orang yang dia inginkan.

Tapi
seseorang mengatakan pada saya bahwa kita tak perlu menangisi orang yang sudah
meninggalkan kita yang sedang dimabuk cinta ‘erotisme’ padanya karena itu
adalah cara lain Tuhan untuk menyelamatkan kita dari orang yang salah.