
Siapa
yang ingat potongan lirik lagu Lancang Kuning tersebut? Seingat saya
kapal ini mengandung sebuah tragedi yang sangat menyedihkan. Tragedi
kematian seorang perempuan yang tak bersalah apa-apa dijadikan tumbal
untuk melayarkan kapal Lancang Kuning. Jangan tanyakan bagaimana
proses perempuan yang sedang hamil besar itu dikorbankan. Terlalu
sadis untuk diceritakan. Tetapi buat yang sudah pernah menonton film
hitam putih tentang Kapal Lancang Kuning ini pasti tahu bagaimana
menyedihkannya film ini.
Lancang
Kuning, kapal yang sangat indah dan megah. Sekarang dibuat
miniaturnya untuk dipajang pas terjadinya fenomena Kulminasi selama
tiga hari, 21-23 September 2013 di Tugu Khatulistiwa. Saya sendiri
tak sengaja datang mengenakan kerudung berwarna kuning dan baju saya
juga kuning warnanya. Sangat sesuailah disandingkan dengan Kapal
Lancang Kuning ini.
Kapal
ini memang sangat indah meskipun terlalu kecil. Warnanya yang kuning
cerah dan diterpa cahaya matahari yang menyala membuat warnanya
semakin mencolok mata. Siapa pun yang menyaksikan Kulminasi kedua
tahun ini pasti melihat miniatur ini yang terpajang di sisi jalan
menuju titik equator. Di mana para pengunjung akan menyaksikan
bayangan benda-benda yang diletakkan di sana menghilang begitu saja.
Tak ada bayangannya.
Bahkan
untuk membuktikan posisi matahari sudah sejajar dengan poros bumi,
dipasanglah sebuah kaca pembesar dengan seuntai mercon di bawahnya.
Ketika matahari benar-benar berada di posisi yang sejajar dengan
poros bumi, maka mercon pun langsung terbakar dan meledak. Suasana
tegang waktu menghitung mundur mercon tersebut akan terbakar.
Tahun
depan harus datang tanggal 23 Maret dan September supaya bisa
menyaksikan acara puncaknya yang penuh dengan hiburan. Semoga nanti
kapal Lancang Kuningnya lebih besar dari yang ini.