Selama
ini saya memang selalu membeli makanan di luar rumah. Tidak memasak sendiri di
dapur. Karena memang hidup sendirian agak ribet buat masak. Lebih praktis
membeli bahkan memakannya langsung di warung makan tersebut. Tapi dengan
membeli di luar kuliner tersebut punya harga yang harus dibayar dan belum tentu
sehat.
Penambahan
penyedap yang barangkali berlebihan atau harga yang tak sesuai dengan makanan
yang dijual adalah hal sudah menjadi risiko membeli makanan di luar. Makanya saya
lebih senang suatu hari nanti saat sudah punya rumah sendiri dan keluarga
kecil, memasak di rumah saja. Menyediakan makanan sehat untuk orang yang saya
cintai.
Karena
memang memasak sendiri membuat kita bisa menjaga mutu makanan tersebut. Kita tahu
bahan apa saja yang ada di dalamnya. Tentunya akan sangat menyenangkan bisa
memasak bersama keluarga dan saling bercengkerama. Saya ingat bagaimana
menyenangkannya memasak bersama nenek. Bagaimana dia menyuruh saya menumbuk
bumbu atau sekadar menjaga api masakan yang sedang dia masak supaya tidak
terlalu besar.
Dulu
saya akan mendengar suara alu lesung yang sedang digunakan untuk menghaluskan
bumbu. Setiap hari. Memang nenek selalu memasak setiap hari. Tak pernah dia
melewatkan menyiapkan makanan untuk suami, anak, dan cucunya. Betapa menyenangkannya
masa itu. Masa kecil saya bersama keluarga di rumah nenek. Tak ada kenangan
yang bisa mengalahkan itu semua.
Saya
rindu dengan suara lesung yang bertalu-talu. Harum bumbu yang ditumis. Tawa nenek
yang sedang mengupas bawang. Langkah kaki kakek yang pulang dari sawah. Hidup begitu
cepat berlalu. Sekarang semua itu tak lagi bisa saya sebut sebagai kehidupan
karena sudah masuk dalam kotak kenangan. Kotak yang menjadi penyemangat saya
meneruskan kehidupan ini yang masih sendirian.