Sudah
banyak orang yang menuliskan tentang beberapa tempat makan yang tidak memiliki
sertifikat halal untuk usahanya. Memang sih salah pelanggannya juga, sudah tahu
tak ada sertifikat halalnya tapi tetap saja nekad makan di sana. Saya juga pernah
tuh makan di satu tempat makan ternama yang katanya, untuk mendapatkan izin
menggunakan nama mereka, alias francise, harus memasukkan bahan arak merah atau
angciu dalam proses memasaknya. Entah menu apa saja yang menggunakan tapi yang
pasti ini sudah mengkhawatirkan karena alat masak yang digunakan sudah terkena
minuman beralkohol.
Terus
banyak juga yang memberikan peringatan agar kita berhati-hati saat makan di
luar. Banyak tempat makan yang menggunakan minyak babi dalam produk makanan
yang mereka jual. Sangat disayangkan tentunya kalau ternyata makanan tersebut
dibeli oleh umat beragama yang tidak mengizinkan umatnya makan babi.
Jadinya
sekarang sedikit was-was mau makan di luar. Memang sih yang paling aman adalah
memasak sendiri atau membeli makanan dari rumah makan vegetarian atau muslim. Biasanya
mereka lebih patuh dalam menggunakan bahan-bahan yang halal. Tapi kalau tak ada
sertifikat halalnya dari MUI juga cukup mengkhawatirkan statusnya.
Macam-macam
makanan yang tersedia di Pontianak. Banyak yang dengan terang-terangan
menuliskan makanan yang mereka jual mengandung minyak babi. Pedagang seperti
ini tentu tak butuh sertifikat halal. Saya salut dengan pedagang yang dengan
percaya diri menuliskan dengan gamblang apa yang mereka jual, sehingga untuk
umat yang tidak makan babi atau daging lainnya tidak akan terkecoh dengan
makanan yang ada di tempat itu. Tak ada ceritanya masuk sebuah tempat makan
lalu keluar lagi gara-gara menunya mengandung babi.
Minyak
babi, kata teman-teman saya yang di rumahnya ada minyak babi sih, minyak ini
memberikan aroma khas dan rasa yang lezat pada makanan yang dimasak dengan
minyak babi. Minyak babi sendiri, saya pernah lihat proses pembuatannya, adalah
minyak yang berasal dari lemak babi. Jadi lemak babi itu dipanaskan di dalam
wajan sehingga mencair menjadi minyak. Nantinya lemak-lemak yang bisa menjadi
minyak akan benar-benar mencair lalu yang tersisa adalah daging-daging yang tak
mencair yang menempel pada lemak tersebut.
Saat
lemak tersebut sudah mencair semuanya, daging yang tidak mencair akan mirip
dengan daging goreng. Kayak kerupuk gitu karena terlalu lama berada di dalam
lemak yang berubah menjadi minyak. Campuran lainnya saya tidak tahu pasti apa
saja. Tapi saat saya melihat proses pembuatannya saya hanya melihat potongan
lemak dan bercampur dengan sedikit daging babi di sana.
Saya
tahu cara pembuatannya karena memang teman saya banyak orang Tionghoa dan mayoritas
penduduk di lingkungan rumah saya adalah etnis Tionghoa.
Harga
minyak babi sebenarnya tergolong mahal sehingga banyak orang yang ingin
memilikinya akan membuat sendiri di rumah dari lemak-lemak babi yang dicairkan.
Sekarang
jadi jarang makan di luar, takut makan makanan yang mengandung minyak babi.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).