Ketika
bepergian alias traveling kita juga membawa hati kita, segenap
perasaan kita bersama. Hal yang biasa jika bertemu lawan jenis dan
merasakan getaran-getaran aneh yang membuat perut kita bergemuruh.
Akal sehat bisa jadi delay prosesnya. Jatuh cinta bukanlah sesuatu
yang tak masuk akal. Apalagi jika kita ditakdirkan untuk selalu
bertemu dengan orang tersebut. Entah satu hotel atau satu tempat
tujuan.
Tak
sedikit orang yang berasal dari dua negara berbeda lalu dipertemukan
di sebuah negara yang membuat mereka saling jatuh cinta. Ada pula
yang akhirnya memutuskan untuk mengikat cinta mereka dalam tali
pernikahan. Terdengar mudah saja bagi beberapa orang untuk menemukan
orang yang menjadi belahan jiwanya.
Terdengar
romantis? Sangat!
Ada
yang sanggup bertahan menjalani hubungan beda negara dan internet
menjadi jalan satu-satunya untuk melepaskan rindu yang membuat hati
kelu dan mendendam cinta. Rela menjadi pelaku long distance
relationship. Ada yang gagal ada pula yang akhirnya berhasil
mempersatukan cinta mereka.
Cinta
lokasi saat traveling, jatuh cinta gara-gara mendatangi satu tempat
yang sama. Menjadi turis. Merasa senasib lalu terjalin ikatan batin.
Rasa-rasa itu pun bermunculan. Berpendar dan bercahaya. Seperti
kunang-kunang yang berkelip-kelip di dalam kegelapan. Film-film hanya
meniru kejadian di dalam kehidupan nyata dan memperlihatkan pada kita
tentang cinta yang bisa muncul dari dua orang yang sedang traveling.
Nanti
saat traveling jangan lupa bawa hati yang sudah sembuh dari luka
untuk menemukan cinta barunya.