Ada
orang yang butuh pemikiran yang dalam sebelum memutuskan untuk mematangkan
sebuah ide dan menjadikannya bentuk tulisan yang utuh dan bisa dibaca orang. Pemikiran
yang dalam itu bervariasi. Ada orang yang butuh 5 menit dan sudah menganggap 5
menit tersebut sebagai pemikiran terdalam yang pernah dia lakukan. Ada pula
yang butuh waktu 15 menit, 30 menit, 1 jam, bahkan berjam-jam. Kalau sudah
membutuhkan pemikiran dalam hitungan berjam-jam dapat dipastikan orang ini akan
menunda kegiatan menulisnya.
Biasanya
saya bisa menemukan ide dengan cepat untuk menulis. Hitungan menit sudah ada
beberapa judul tulisan yang saya persiapkan. Maklum mengejar deadline untuk
menyelesaikan tantangan hingga bulan Desember nanti. Bukan hal yang main-main
untuk menuliskan 12 postingan dalam sehari di bulan terakhir tantangan nanti.
Saat
menuliskan ini saya melupakan langkah yang biasanya saya lakukan saat kehabisan
ide menulis. Memeriksa akun instagram. Karena sudah lebih dari satu halaman
tulisan ini saya ketikkan saya pikir saya harus menyelesaikannya terlebih
dahulu baru membuka akun instagram dan mengambil gambar makanan yang sempat
saya ambil kemarin.
Cara
jitu untuk menemukan ide menulis dengan cepat sebenarnya sedang saya lakukan. Yaitu
menuliskan sebuah postingan tentang saya kehabisan ide. Bingung di depan PC
lebih dari 5 menit. Blank. Bisa dikatakan writer block walaupun sebenarnya saya
tak yakin writer block itu benar-benar ada kalau kita tak mengizinkannya muncul
di antara kita dan ide menulis tersebut.
Cara
jitu untuk menemukan ide menulis dengan cepat adalah dengan menceritakan proses
akhirnya saya menuliskan tulisan ini. Apa yang terjadi sehingga tulisan ini
ada. Sesekali kamu juga bisa mencoba untuk menuliskan sesuatu karena kamu
bingung ingin menuliskan apa. Tiba-tiba blank di depan PC. Semua ide rasanya
lenyap. Kepala kosong. Itu juga ide yang dengan cepat bisa kita temukan dari
dari kita sendiri. Bahkan jangan salah ya, kadang tanpa sebuah ide untuk
benar-benar bisa dituliskan kita bisa menuliskan tulisan yang jauh lebih
panjang dari biasanya.
Saya
jadi ingat saat saya duduk di warung kopi. Menuliskan postingan dalam kertas
dengan pena. Waktu itu saya pikir saya butuh waktu untuk menulis tanpa PC atau
netbook. Saya benar-benar melakukannya dan kenyataan lainnya adalah secepat apa
pun saya menulis dengan papan ketik ternyata saya lebih cepat menulis
menggunakan pulpen dan kertas.
Tulisan
ini hampir selesai saat saya akhirnya memandang ke bagian bawah perut saya yang
masih berlipat. Sebuah ide muncul di sana. Saya ingin melaporkan situasi OCD
(Obsesive Corbuzier Diet) yang saya jalani sudah lebih dari 2 minggu. Tentunya tidak
akan di dalam postingan ini. Sebaiknya di postingan terpisah karena kalau saya
tidak melakukannya tulisan ini akan semakin panjang dan tak terkendali.