Berapa banyak dari kita yang suka seperti itu? Belum membaca isi
sebuah artikel, hanya berdasarkan judulnya sudah meninggalkan komentar? Tak
sedikit orang yang membuat judul yang tidak mencerminkan isi sebuah artikel.
Bukan berarti penulis tulisan tersebut menjebak. Barangkali dia sedang
menggunakan majas alias bermetafora, setiap orang punya pilihannya
masing-masing untuk menulis bukan?
Bukan berarti isi harus benar-benar disesuaikan dengan judul.
Judul yang kaku tentu tak menarik minta orang lain sehingga tak sedikit penulis
yang bermain dengan kata-kata di bagian judul supaya orang lain mau membaca
tulisannya atau agar dirinya sendiri mendapat kepuasan tersendiri. Begitu juga
dengan saya. Kadang tulisan di blog ini sadar atau tidak saya sadari judulnya memang
benar-benar tidak sesuai bahkan cenderung berlawanan dengan isi tulisan itu
sendiri. Tapi bukan berarti judul tersebut tidak cocok dengan isi tulisannya.
Semuanya hanya masalah selera sang penulis ingin menggunakan
judul apa. Contohnya tulisan saya yang berjudul: ‘Mari Mengencingi Sumur
Zam-Zam’. Komentar bermunculan. Paling pertama yang hadir adalah komentar di
twitter yang menyatakan bahwa hal tersebut akan memicu hal buru bagi yang
melakukannya.
Apakah memang ada yang benar-benar percaya ada orang yang
mengajak orang lain untuk mengencingi sumur zam-zam. Terutama saya? Apakah saya
benar-benar akan mengajak kalian yang membaca tulisan tersebut untuk mendatangi
Tanah Suci untuk melakukan hal yang bakalan dihujat banyak orang tersebut?
Sebelum berkomentar terhadap sebuah tulisan pikir lagi kalau
memang memalas membaca tulisan tersebut. Memang lebih baik kita membaca
selengkapnya isi tulisan tersebut bukan membentuk opini pribadi hanya dari
judulnya. Kalau tidak mati sajalah!