Entahlah
ini benar-benar nyata atau aku sedang bermimpi. Kalau memang ini memang mimpi,
artinya mimpi yang sangat panjang dan terlalu nyata untuk disebut sebagai
mimpi. Bagaimana tidak? Tiba-tiba Tuhan mengirimkan kamu ke muka bumi ini ke
hadapanku. Bisakah kukatakan akhirnya kumenemukanmu?
Kamu yang
diciptakan sebagai pemilik tulang rusuk yang menjelma menjadi diriku. Sebentar lagi,
semuanya akan menjadi halal antara kita berdua. Antara genggaman tanganku dan
genggaman tanganmu. Kamu yang pertama kali membuat hatiku sesak dan hangat. Rasanya
sangat menyenangkan meskipun dadaku sedemikian penuh. Perutku pun serasa
dipenuhi kupu-kupu yang berterbangan dengan riangnya.
Apakah ini
yang sebenarnya cinta? Tak pernah kumerasa sedemikian hangatnya hati ini. Saat pertama
kali melihatmu tak ada getaran yang kurasakan. Sama sekali jauh dari kepikiran
bahwa kita akan menikah pada akhirnya, mengikat janji setia di hadapan Tuhan
dan semesta alam.
Begitu singkat
semuanya berjalan dan langkah kita dipertemukan di persimpangan yang sempat
melukai kita sebelumnya. Kamu dan aku yang pernah terluka karena cinta. Jatuh dan
akhirnya bangkit kembali. Lalu perlahan-lahan mengobati rasa sakit yang
mendera. Kita yang sempat menyerah dan rasanya memang tak akan menemukan orang
yang akan menerima diri kita yang lalu, hari ini, dan yang akan datang.
Kamu tak
bisa menebak akan seperti apa aku nantinya sebagai istrimu di masa depan tetapi
kita mempertaruhakn segala yang kita punya hanya untuk bersama. Menjalani kehidupan
sebagai dua raga dan satu cinta.