Jawai Selatan, memiliki pantai yang sangat
terkenal, Pantai Jawai atau dinamai Pantai Putri Serayi. Tetapi
jarang yang menyebutnya Pantai Putri Serayi. Lebih banyak yang
menyebutnya Pantai Jawai. Padahal letak pantai ini di Jawai Selatan
dan bukan satu-satunya pantai yang ada di kecamatan Jawai. Kecamatan
Jawai sendiri ada dua, Jawai Selatan dan Jawai.
Hampir setiap desa di kecamatan ini memiliki
pantai. Sehingga disebut sebagai daerah pantai utara.
Saya anak pantai, saya membesar di rumah
yang tak jauh dari pantai. Tapi jangan tanya apakah saya bisa
berenang, hingga hari ini saya masih belum bisa berenang. Karena
pernah hampir tenggelam di laut dan takut untuk kembali belajar
berenang. Kejadiannya saat lebaran dan itu sangat menakutkan bagi
saya. Sehingga lautan, sungai, adalah tempat-tempat yang rasanya
membuat saya gentar.
Pantai, buat sebagaian orang memang tempat
wisata. Tetapi Pantai Jawai memiliki kenangan yang sangat kuat di
dalam kehidupan saya. Dulu di sinilah saya bermain air bersama
keluarga kecil kami. Abah, Umak, dan saudara saya yang lain. Saat
saya belum mengenali arti dunia yang sebenarnya. Seberapa luas
samudera itu membentang.
Udara pantai, pasir-pasir yang masuk ke sela
jemari kaki. Ombak-ombak yang menggulung-gulung. Suara gemuruh saat
mereka memecah di tepi pantai. Tempat yang sangat penuh kenangan
sampai-sampai saya bisa lupa waktu di Pantai Jawai. Dulu tempat ini
sepi. Orang lebih banyak mengunjungi Pantai Sentebang. Terletak di
desa Sentebang yang jaraknya sekitar 20 menit menggunakan sepeda
motor dari Pasar Matang Suri yang menjadi pintu masuknya Pantai
Jawai.
Di kecamatan ini banyak sekali jenis makanan
laut. Berbagai macam ikan, kepiting, udang. Beli beberapa makanan
laut dan bawa ke pantai. Karena tak ada yang menjual makanan laut
yang siap santap di Pantai Jawai. Banyak sih yang membuka kantin di
sana tetapi yang dijual masih makanan yang biasa. Seperti lontong,
bakso, dan bubur atau nasi. Tak ada ikan bakar, kepiting rebus, atau
udang goreng.
Pantai Jawai memang kurang dieksplore.
Padahal pemandangannya indah. Bahkan saat kamu berada di sana malam
hari, tak jauh bedanya dengan berada di Pantai Kuta, Bali. Deburan
ombaknya serupa. Pasirnya juga. Hawa pantai yang dingin. Lautan yang
gelap.
Dulu di pantai inilah saya sering bermain
dengan teman-teman SMP saya. Menggunakan sepeda. Masih dengan
mengenakan seragam sekolah putih biru. Kami berkumpul di pantai.
Mencari botol bekas. Menuliskan sesuatu yang tak bisa kami katakan di
kertas. Lalu memasukkannya ke dalam botol tersebut. Lantas
melemparnya sejauh mungkin ke laut.
Pantai Jawai, di mana saya mengenal lautan
untuk pertama kalinya dalam hidup saya.