Travel: Trip To Sayang Sedayu (3)
Travel: Trip To Sayang Sedayu (4)
Travel: Trip To Sayang Sedayu (4)
Masih
pagi sekali. Tapi kami semua segera bersiap-siap untuk berangkat ke
tempat penyeberangan. Namun masalah baru muncul. Mobil yang kami
tumpangi bensinnya tinggal setengah. Padahal kami harus segera pulang
dari Sambas hari itu juga saat pengobatan gratis selesai
dilaksanakan.
Di
Sambas sendiri ada dua SPBU yang beroperasi. Tapi SPBU di sini wajib
menjual BBM pada orang yang membawa jirigen. Karena orang yang
membawa jirigen ini banyak yang berasal dari kecamatan kecil di
sekitaran Sambas. Di kecamatan yang berada di seberang Sambas ini
SPBU memang tidak ada. Sehingga semua orang hanya bisa membeli BBM
melalui kios yang menjual BBM secara eceran.
Harga
tentu akan lebih mahal dari SPBU. Tapi karena tak ada pilihan orang
tak protes dengan harga yang diberlakukan oleh kios-kios di kampung.
Orang-orang desa itu menerima saja harga BBM yang ada di tempat
mereka. Beda jauh dengan orang yang di kota besar. Sibuk protes
sana-sini. Sibuk mencaci-maki pemerintah. Tak terbayangkan jika
mereka harus tinggal di desa yang tak ada SPBU-nya.
Bahkan
untuk memasok barang ke kampung-kampung tersebut, distributor barang
juga harus menyeberangi daerah perairan. Saat BBM naik banyak harga
tentunya ikut naik, bayangkan lagi harga barang yang sudah naik dan
butuh biaya tambahan saat diseberangkan. Itu potret kehidupan orang
yang ada di kampung-kampung yang saya ketahui.
Kembali
lagi ke masalah bensin mobil. Mau tak mau Pak Iwan harus mengantri di
SPBU terdekat pagi itu. Berharap SPBU segera buka dan Pak Iwan
kebagian bensin. Sebab bukan cerita baru lagi, BBM ludes dalam
hitungan jam. Soalnya yang membeli banyak sekali. Banyak juga yang
membawa jirigen saat membeli. Lalu BBM tersebut akan dibawa ke
kampung-kampung yang tak ada SPBU-nya.
Kami
yang menumpang mobil tersebut menunggu dengan cemas di hotel. Takut
Pak Iwan terlambat kembali, sedangkan mobil klinik yang membawa tim
medis sudah berangkat lebih dulu.
Masih
panjang cerita selanjutnya.