Sudah
pernah makan bubur yang satu ini? Atau baru pernah mendengarnya?
Bubor ayak terbuat dari beras dan kuah santan yang diberi gula merah.
Tepung beras seperti biasa dihaluskan dengan dikisar. Lalu kuahnya
dimasak sampai mendidih dengan gula merah. Untuk menghasilkan
isiannya dengan cara menggunakan wadah yang berlubang lalu saat kuah
benar-benar mendidih dan masih di atas api, adonan beras yang cair
akan dituang melalui wadah berlubang tersebut.
Mirip
dengan cara membuat cendol untuk es cendol. Bedanya air yang
digunakan untuk isian tersebut adalah kuah santan yang manis karena
bercampur dengan gula merah. Soal takaran dan bumbu lainnya saya
kurang tahu.
Bubor
Ayak sendiri sering dibuat saat acara pesta perkawinan akan
dilangsungkan atau acara-acara lainnya. Orang-orang kampung akan
berkumpul dan saling membantu di dapur.
Apa
yang menyenangkan saat menikmati semangkuk Bubor Ayak adalah rasa
kebersamaan di antara penduduk yang membantu di rumah orang yang
sedang mengadakan acara. Jarang sekali mereka mendapatkan upah berupa
uang. Paling jika makanan acara banyak yang berlebih, mereka
diizinkan untuk membawa pulang.
Bubor
Ayak sendiri saya temukan pertama kali di rumah Uwan (nenek). Dia
sering membuat panganan yang terbuat dari tepung beras dan santan.
Gulanya memang sering menggunakan gula merah. Sudah lama sekali saya
tak menikmati Bubor Ayak yang masih mengepul asapnya bersama keluarga
di kampung.
Rindu
sekali dengan bubor yang satu ini. Walaupun demikian saya masih bisa
merasakan hangatnya di lidah saya. Bagaimana kami semua meniup-niup
bubor yang kami sendok dari mangkuk sebelum kami masukkan ke mulut.