Tulisan ini
bagian dari Butterfly Effect Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4, Bagian 5,
dan Bagian 6.

Jika,
perempuan kecil berusia 8 tahun itu tidak pernah memutuskan untuk menjadi
penulis di dalam kehidupannya, blog ini tidak akan pernah ada. Teman-teman yang
mengenali saya melalui blog ini juga tak akan tahu siapa Rohani Syawaliah
sebenarnya.

Seandainya perempuan
kecil berusia 8 tahun itu belasan tahun kemudian cukup kuat mentalnya
menghadapi forum-forum yang mengomentari tulisannya yang memang menimbulkan pro
dan kontra dia pasti masih aktif di forum tersebut dan tak akan membangun
blognya sendiri.

Kalau perempuan
kecil berusia 8 tahun itu tidak latihan menulis setiap hari dan memilih untuk
giat belajar dan ranking di sekolahnya, maka dia tidak akan masuk Program Studi
Bahasa dan Sastra Indonesia. Sebab sebenarnya dia hanya menyukai Bahasa
Indonesia dan tidak ingin mempelajari pelajaran yang dia tak suka. Dan tentu
saja dia tak akan pernah mendatangi Bali dan Solo sebagai ‘upah’ jerih payahnya
menulis di blognya selama ini.

Dia juga
tak akan memenangkan dua ponsel galaxy young yang akhirnya
membuat dirinya memenangkan sepeda motor Honda Scoopy dari LINE.

Untungnya,
perempuan kecil itu tidak cukup waras dan berpikir seperti kebanyakan orang
waktu itu. Dia, yang selalu memilih untuk mendahulukan apa yang dia suka dan
meninggalkan apa yang tak dia sukai, meskipun 8 tahun usianya, dialah yang
membuat saya menjadi diri saya yang sekarang.

Terima kasih
untuk perempuan kecil berusia 8 tahun yang selalu tersenyum dan tak peduli
dengan akibat yang akan dia terima saat dia mengambil keputusan sebesar itu. Dia
masih kecil. Masih mandi di luar kamar mandi. Masih tak tahu banyak hal. Tapi saya
gembira, dia sangat mengetahui satu hal.

Dia tahu
apa yang dia inginkan.