Haloooo
pembaca setia honeylizious :) Salam kenaaaal ^_^
Mungkin
kalian pada heran ya kok tiba-tiba di blog honeylizious ada tulisan ala alay
gini? Hakhakhak. Maaf ya, blog honeylizious :) Dalam rangka swapblog, dan
dikesempatan pertama ini, sayalah yang beruntung untuk bertukar blog dengan honeylizious.
Siapa saya? panggil saja saya omnduut. Silahkan loh kalau mau main-main ke blog
saya :)
Baiklah…
tema bulan ini adalah life in a day. Hmm, sebetulnya saya agak kurang
bersemangat dengan tema ini. Mengapa? Karena saya rasa tidak ada hal menarik
yang ada di kehidupan saya sehari-hari. Semua berjalan apa adanya. Tapi, saya
akan mencoba mengulik hal-hal menarik dari hari-hari saya…
Sebagai
pegawai Human Capital (baca : HRD) di suatu bank, saya sudah harus berada di
kantor setidak-tidaknya pukul 7.00 WIB. Ini adalah waktu yang aman untuk saya
bisa berbenah dan menyiapkan persenjataan pekerjaan hari itu. Apalagi, di
kantor, semua pegawai diwajibkan untuk briefing pagi tepat pukul 07.30 WIB.
Jika datang terlamat, sorry, absensi
akan otomatis melakukan jejak rekam daaaan… apabila dalam satu bulan telat
lebih dari 3 kali, siap-siap di akhir bulan akan mendapatkan surat cinta dari
perusahaan.
Itu
jika hari normal. Jika pada saat yang bersamaan sedang dilaksanakan training
untuk pegawai baru, maka saya sudah harus sampai di kantor setidak-tidaknya
setengah jam lebih awal. Heh? Mau nyapu, ngepel dan siapin minuman? Oh tentu
bukan. Tapi saya harus ngecek satu persatu hotel yang dijadikan tempat menginap
peserta training dan saya harus memastikan semua… ya SEMUA peserta training
sudah siap untuk berangkat ke kantor untuk mengikuti briefing pagi. Piuh…
jangan kira ini pekerjaan gampang, karena apa? Jika ada yang terlambat sampai
ke kantor, alhasil pagi-pagi sudah dapet sarapan sumpah serapa dari pimpinan.
Nasippp… nasippp…
Jika
dulu ketika masih menjadi teller di cabang, pukul 8.00 teng, saya dan
rekan-rekan lain sudah siap melayani nasabah nonstop (disela isoma doang)
hingga jam layanan berakhir. Namun, di Human Capital (HC), kehidupan saya
sangat dinamis. Jika beruntung, saya sih bisa berlaku seperti pegawai yang lain
yang curi-curi waktu untuk ngudut dan sarapan. Tapi, saya sendiri nggak pernah
melakukan hal itu. Selain saya tidak ngudut (baca : merokok) saya juga sudah
terbiasa sarapan di rumah (thanks mom) sehingga waktu kerja sangat efektif.
Kadang ya, saya aneh dengan prilaku pegawai pria yang demen banget bakar tembakau
itu… untuk ngudut aja bisa setengah jam lebih. Wow!
Segala
pekerjaan dilakukan. Sebagai bagian HC kantor wilayah, saya menangani proses
rekrutmen dari Padang hingga Lampung. Saya menanganinya SEORANG DIRI! Dari proses
penyeleksian lamaran, menghubungi calon pegawai, menyiapkan tes. Menghubungi vendor
(untuk tes psikologi dan kesehatan) hingga menyiapkan training. Belum lagi
tugas tambahan seperti usulan pengangkatan pegawai dan sesekali menangani pegawai
resign atau klaim kesehatan. Makanya, jika saya bisa sampai di rumah pukul 8
malam, itu sudah prestasi :) rekornya sih saya bisa sampai rumah jam 1 atau 2
pagi. Hahaha… kalah kalong sama kelilawar.
Sabtu-minggu?
Ya tetap kerja. Karena training biasanya full hingga ke hari minggu. Sialnya
jika dalam satu bulan full training, ya artinya saya bekerja lebih dari 15 jam
sehari, 7 kali seminggu, 30 hari sebulan. Haha, saya sudah seperti superman
saja yang punya tenaga tiada habis. Banyak sekali yang dikorbankan. Misalnya
buku-buku yang tak sempat terbaca atau dvd yang tak tertonton. Lebih dari itu,
waktu-waktu bersama keluarga juga terbuang di kantor. Hidup saya sepenuhnya
untuk perusahaan. Untuk keluarga? Nomor sekian.
Kisah
hidup ini lebih diperindah dengan punya bos yang dijuluki semua orang dengan
sebutan PADUKA. Tak usahlah dijelasi lebih lanjut, toh sudah pasti bisa
menebak, kan? Hahaha. Kadang ya, pingin banget nyilet-nyilet muka si big boss
(mendadak dexter) kalo bos lagi nyebelin. Kalo gak nyebelin? Hmm… bentar, aku
inget-inget dulu, apa pernah big boss gak nyebelin? Hehehe.
Bagi
yang suka kepo, “kok pegawai bank pulangnya malem ya?” nah bisa jadi penjelasan
ini menjawab secuil rasa penasaran itu. Hehehe. “Gapapalah pulang malem, toh
gajinya gede,” ujar beberapa temen. Hahaha, kagak tahu dia kalo gajinya pegawai
bank itu… piuuuh *kasih lihat slip gaji*
Nah…nah…nah…
itu dia keseharianku… DULU… hampir setahun lalu sebelum akhirnya aku memilih
resign. Xixixi. Memang ironis ya. Setiap hari aku menerima puluhan lamaran
pekerjaan. Ratusan orang berharap bisa bekerja di bank BUMN ini. Eh aku malah
memilih resign. Tapi toh, hidup itu memang pilihan bukan? sekarang, hari-hariku
berjalan lambat dengan beraktifitas di rumah (dan sesekali membantu usaha
ortu). Memang gak ada lagi SMS pemberitahuan pengkreditan dana setiap tanggal
25. Biarlah, toh rezeki itu datang dari sudut-sudut tak terduga, bukan?