06.54
“Apa yang
kamu lakukan?”
Aku menarik
diriku dari pelukan laki-laki asing yang semalam menumpang di kamarku. Aku melihat
caranya melihatku dengan cara yang berbeda. Pandangannya semakin asing.

“Kita
berdua di dalam kamar hotel, kamu pikir apa yang harus kita lakukan?”
Aku
mengumpulkan ingatanku kembali sambil turun dari ranjang. Sejak semalam dia
memang aneh. Dia tiba-tiba terlihat seperti orang lain dalam waktu yang tak
bisa ditebak. Pertama kali bertemu dengannya di pesawat dia terlihat sebagai
pemuda yang rapuh. Tapi ketika tadi malam dia hampir memperkosaku, dia terlihat
sangat buas. Lantas sebelum akhirnya aku tertidur aku melihat sisi dirinya yang
lain.

Dia bilang
dia memiliki kepribadian ganda? Sekarang bagaimana caranya aku menghadapinya? Aku
tak mungkin mengusirnya dari kamar ini jika tak ingin menimbulkan keributan. Apalagi
dia sendiri anak pemilik hotel ini. Sempurna sekali bukan?
“Aku mau
mandi.”
Aku berlalu
dari hadapannya namun dia segera mengejarku dan menahan tanganku. Aku berdiri
mencoba tak memberi kesempatan untuknya melakukan hal yang tak aku inginkan.
“Aku ikut.”
“Ryan, aku
datang ke sini bukan untuk menemanimu dan kita berada di kamar ini bukan
seperti yang kamu pikirkan.”

“Kamu bukan
istriku?”
Aku hanya
menggelengkan kepalaku pelan. Ryan melepaskan tanganku yang dipeganginya. Langkahku
bergerak menuju kamar mandi. Habis ini aku akan menjalankan apa yang seharusnya
aku lakukan. Kemudian pulang. Ben telah menungguku. Aku tak bisa membiarkan
janjiku padanya tak diselesaikan. Aku sudah berjanji akan menikah dengannya.
Ben yang sangat
mencintaiku. Air mataku mengucur bercampur dengan air yang membasahi seluruh
tubuhku. Setelah kulminasi aku akan pulang Ben, tunggu saja.

Gambar dari Weheartit.com